Budaya Cuci Tangan Memudar, Mahasiswa KKN Undip ini Membuat Tempat Cuci Tangan Sederhana Bermodalkan Limbah Plastik

Magelang, 09/02/2021, Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk kegiatan perkuliahan yang berguna untuk melakukan pengabdian bagi masyarakat sekitar dengan mengaplikasikan ilmu yang sudah didapatkan di perkuliahan. Namun kali ini, KKN Universitas Diponegoro pada masa pandemi Covid-19 ini akan difokuskan kepada pencegahan penyebaran Covid-19 dan SDGs (Sustainable Development Goals).

Ada beberapa protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah guna memutus rantai penyebaran Covid-19 yaitu seperti menjaga kebersihan tangan, jangan menyentuh muka, memperhatikan etika batuk dan bersin yaitu dengan menggunakan siku, menggunakan masker ketika berpergian, menjaga jarak dengan orang lain, isolasi mandiri ketika tidak enak badan, menjaga kesehatan dengan berolahraga, terpapar sinar matahari, mengkonsumsi makanan bergizi.

Unicef menjelaskan penularan virus yang paling rentan terjadi yaitu melalui media tangan, sebab virus akan mudah menyebar dari satu orang ke orang yang lain melalui sentuhan tangan. Karena hal itu cuci tangan merupakan hal yang paling mudah dan juga murah untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19. Namun makin lama masyarakat sudah mulai bosan dan bersikap tidak peduli untuk melakukan cuci tangan. Padahal hal tersebut sangatlah penting. Karena hal tersebut, Imanuel Yoka Prasetia, mahasiswa Universitas Diponegoro, membuat tempat cuci tangan serta mensosialisasikan pentingnya cuci tangan. Agar budaya cuci tangan kembali tumbuh sehingga diharapkan dapat memutus rantai penularan Covid-19.

Alasan pembuatan cuci tangan ini dikarenakan tidak adanya tempat cuci tangan di gapura RT 06. Terlebih banyak orang yang sering lalu lalang melalui gapura tersebut seperti pedagang sayur, serta pelanggan UMKM Jamu yang terdapat di dalam gang. Melihat permasalahan tersebut, Yoka, mahasiswa Universitas Diponegoro, membuat tempat cuci tangan sederhana untuk ditaruh didepan gapura RT 06. Modal pembuatan tempat cuci tangan ini didapatkan dari mengumpulkan limbah plastik dari warga RT 06 kemudian dijual kepada pengepul limbah.

Pengumpulan limbah plastik untuk dijual
Tempat cuci tangan yang diletakan di depan Gapura

Program ini cukup menarik, disamping berguna untuk menumbuhkan budaya cuci tangan bagi warga RT 06. Program ini dapat menginovasi ketua RT 06 ketika ingin membuat suatu program, dapat didanai dengan mengumpulkan barang barang bekas yang dimiliki oleh warga RT 06, yang kemudian dijual untuk membuat suatu program yang berguna bagi RT 06/ RW 07 Jurangombo Selatan, Magelang Selatan, Kota Magelang.

Penulis : Imanuel Yoka Prasetia
Dosen Pembimbing : dr. Dodik Pramono, M.Si., Med