Tangkal Keraguan di Tengah Masyarakat, Mahasiswa Undip Jaga Kredibilitas Informasi Terkait Vaksin dan Vaksinasi Covid-19

Semarang (26/01/2021) – Sebagai upaya untuk menekan laju penularan virus Covid-19, pemerintah telah mengumumkan program vaksinasi Covid-19 yang telah dan sedang dilaksanakan mulai dari awal tahun 2021. Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang divaksinasi dan beliau pula telah mengkonfirmasi bahwa vaksin Covid-19 yang diperuntukkan bagi masyarakat adalah gratis, tidak dipungut biaya.

Vaksinasi ini merupakan hal yang baru namun juga seharusnya bukan hal yang asing bagi kita. Bukan hal yang asing, lantaran seperti halnya imunisasi penyakit lain, vaksin dilakukan untuk terbentuknya kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit spesifik. Sedangkan hal yang menjadikannya baru adalah vaksinasi ini diperuntukkan untuk mencegah penularan virus yang telah menjadi pandemi, penyakit yang belum pernah ada sebelumnya dan belum ditemukan penawarnya sampai saat ini.

Hal ini kemudian memunculkan berbagai keraguan di tengah masyarakat akan program vaksinasi ini yang mempertanyakan soal keamanan dan kehalalan vaksin Covid-19. Bahkan, tidak sedikit keraguan itu menjelma menjadi penolakan keras. Menilik hal tersebut, maka sesungguhnya persiapan program vaksinasi covid-19 ini bukan hanya pada persiapan teknis pelaksanaannya saja, tetapi juga perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai vaksin covid-19 untuk menghindari bias dan kesimpangsiuran informasi program vaksinasi.

Adalah Whisma Febryan Faratody dan Anjelika, mahasiswa KKN Tim 1 Universitas Diponegoro Tahun 2021, yang melakukan edukasi serupa. Melalui program kuliah kerja nyatanya, mereka berkolaborasi mengedukasi masyarakat terkait dengan kebijakan vaksin dan vaksinasi Covid-19. Dalam program yang dilaksanakan pada 26 Januari 2021 di kediaman RT 04 RW 01 Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Semarang ini, kedua mahasiswa tersebut membagi materi sosialisasi sesuai dengan keilmuan masing-masing. Whisma, yang berlatar belakang mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan yang notabene berkecimpung di penyebaran informasi, menyampaikan materi seputar kebijakan vaksinasi yang ditetapkan pemerintah. Sedangkan Anjelika, yang berasal dari Fakultas Kesehatan Masyarakat menyampaikan edukasi lebih rinci terkait vaksin, manfaat vaksin, sampai pentingnya peran vaksin untuk mengakhiri masa pandemi ini.

kegiatan sosialisasi

Informasi kebijakan pemerintah soal vaksinasi covid-19 yang disampaikan Whisma adalah mengenai tahapan, prioritas penerima, dan alur registrasi-verifikasi penerima vaksin gratis covid-19. Berdasarkan Petunjuk Teknis Vaksinasi Covid-19 yang diterbitkan Kementerian Kesehatan, vaksinasi akan dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama dilaksanakan Januari – April 2021 dan tahap kedua pada April 2021 – Maret 2022. Karena ketersediaan vaksin yang juga bertahap, maka ditetapkan prioritas penerima vaksin. Untuk tahap pertama, vaksinasi menyasar tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, petugas pelayanan publik seperti TNI, Polri, Satpol-PP, petugas pelayan publik transportasi yang meliputi petugas di bandara, pelabuhan, stasiun, terminal, serta tokoh masyarakat dan tokoh agama di seluruh Indonesia. Sedangkan untuk tahap kedua, kelompok penerima vaksin adalah masyarakat rentan menurut aspek geospasial, sosial dan ekonomi.

Adapun berkaitan dengan alur registrasi dan verifikasi, selain disampaikan secara lisan, informasinya juga dibuat dalam bentuk infografis supaya lebih mudah dipahami. Berikut adalah tampilan infografis alur registrasi dan verifikasi penerima vaksin gratis Covid-19.

infografis alur registrasi-verifikasi penerima vaksin
kebijakan vaksinasi

Berikutnya, giliran Anjelika yang menyampaikan edukasinya mengenai vaksin secara rinci, mulai dari manfaat vaksin sampai kepada tujuan dari program vaksinasi ini yang tidak lain untuk membentuk herd immunity atau kekebalan kelompok sehingga dapat memperlambat laju penularan virus Covid-19.

Program ini mendapatkan tanggapan baik dari peserta sosialisasi yang merupakan kalangan ibu-ibu warga RT 04 dan RT 03 RW 1 Meteseh. Hal itu dapat dilihat dari antusiasme ibu-ibu di sesi sharing seusai sosialisasi. Dalam sesi diskusi itu, diketahui bahwa masih terdapat keraguan yang tebal di masyarakat akan vaksin Covid-19, bahkan terdapat pula peserta sosialisasi yang terang-terangan masih menolak vaksin. Namun begitu, peserta sangat suportif dalam menyimak dan meluangkan atensi pada saat jalannya sosialisasi. “Ini merupakan program yang bermanfaat sekali bagi kami warga Meteseh. Jujur, saya pribadi termasuk salah satu yang masih meragukan vaksin Covid-19, apalagi posisi sebagai tokoh yang dituakan mengharuskan saya menjadi percontohan.” Tutur Bu Nova selaku Ibu RT 04 dan tuan rumah. “Namun, dengan disampaikannya informasi vaksinasi di program ini, saya mendapatkan pemahaman dan sudut pandang lain dari kebijakan yang diterapkan pemerintah ini. Sehingga, seandainya ada warga saya yang tanya soal vaksinasi, saya bisa bantu jawab.” Sambung Bu Nova.

Harapan dari dilaksanakannya program ini adalah bias informasi yang beredar di masyarakat mengenai vaksin dan vaksinasi Covid-19 dapat diluruskan. Sehingga menimbulkan kepercayaan masyarakat untuk berpartisipasi dalam program vaksinasi. Dengan begitu, tujuan untuk membentuk herd immunity dapat terealisasikan dan memperkecil penularan virus Covid-19 yang bermuara pada berakhirnya pandemi.

Penulis: Whisma Febryan Faratody (Ilmu Perpustakaan – Fakultas Ilmu Budaya – Universitas Diponegoro)

Dosen Pembimbing: Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Dwi Haryo Ismunarti, M.Si