Mahasiswa UNDIP Melakukan Edukasi Pembuatan Exhaust Fan Untuk Memperbaiki Sirkulasi Udara di masa Pandemi

Bogor (11/01/2021)- COVID-19 merupakan penyakit saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus yang meyebar melalui droplet atau partikel kecil pada percikan air yang keluar ketika berbicara, bersin, atau batuk. Namun ada kemungkinan virus ini dapat menyebar melalui udara (airborne). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya mengakui bukti penularan COVID-19 lewat udara. WHO menyebut perlu mewaspadai penularan COVID-19 lewat udara di ruangan tertutup atau minim ventilasi. Aerosol atau partikel-partikel kecil di udara dapat menyebar dan kemungkinan besar bertahan selama rentang waktu tertentu. Karena itu, sirkulasi udara menjadi faktor penting dalam mencegah penyebaran COVID-19.

Ketika sirkulasi udara lancar, maka akan tercipta udara yang segar dan sehat. Selain itu, pengaturan ventilasi juga penting untuk diperhatikan. Usahakan agar ada perputaran udara yang masuk ke dalam ruangan dan udara yang keluar. Ruangan dengan sirkulasi udara yang baik harus mampu melakukan pergantian udara sebanyak 12 kali dalam 1 jam. Hal ini bertujuan mengencerkan kepekatan (visikositas) virus di udara yang berada diruangan tertutup, sehingga tingkat keganasan (virulensi) berkurang dan tidak mampu menginfeksi. Udara yang terpapar dari dalam ruangan akan keluar, dengan harapan virus akan ternetralisir oleh cahaya matahari di luar ruangan. Ventilasi ini dapat diciptakan dengan menggunakan bantuan kipas angin, kipas pengisap udara (exhaust fan), atau dengan membuka pintu dan jendela secara berkala.

Dalam menghadapi permasalahan ini, Mahasiswa KKN TIM I Universitas Diponegoro yang berlokasi di Desa Laladon, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor menjalankan program KKN berupa edukasi dan sosialisasi pembuatan exhaust fan untuk mencegah penyebaran COVID-19. Program ini terdiri atas penyebaran booklet dan video tutorial secara online dan pelatihan pembuatan exhaust fan dengan warga yang dilaksanakan via ZOOM. Selain itu juga dilakukan pemasangan exhaust fan di beberapa tempat, terutama fasilitas kesehatan. Dengan adanya program ini, masyarakat diharapkan dapat lebih awas dengan pentingnya menjaga sirkulasi udara demi terlindung dari COVID-19, serta dapat membuat exhaust fan sendiri yang lebih sederhana, ekonomis, dan dapat disesuaikan dengan tata letak ruangan masing-masing.

Gambar 1. Koordinasi Perencanaan Pemasangan Exhaust Fan dengan Karyawan Klinik ARIMSA

Gambar 2. Exhaust Fan yang Dipasang di Klinik ARIMSA

Gambar 3. Exhaust Fan yang Dipasang di Klinik gigi drg. Susan

“Program yang dilaksanakan sangat positif dan bermanfaat. Masih banyak warga yang kurang aware dengan pentingnya menjaga sirkulasi udara, padahal ventilasi rumah atau tempat kerjanya minim. Pemanfaatan exhaust fan juga masih jarang karena harganya yang lumayan dan pemasangannya rumit. Dengan rancangan seperti ini, exhaust fan jadi dapat dipasang dimana saja.” Ujar dr. Maryanto, dokter di Klinik Arimsa. Beliau juga menambahkan, selain memperhatikan sirkulasi udara, jangan lupa untuk melakukan protokol kesehatan utama dalam pencegahan COVID-19 yaitu selalu memakai dengan benar, sering cuci tangan, dan menjaga jarak minimal 1 – 2 meter.

Penulis : Annisya Noorpasha

Prodi   : Teknik Kimia

DPL    : Eva Annisaa, S.Farm., Apt., M.Sc.