WARGA BOSAN DI RUMAH, MAHASISWI KKN UNDIP KENALKAN KOKEDAMA SEBAGAI HOBI BARU
Semarang (10/02/2021), setelah sekian bulan berada di rumah karena harus bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH), banyak warga yang mulai merasa jenuh. Untuk mengatasi rasa jenuh tersebut, salah satu mahasiswi KKN UNDIP memutuskan untuk mengadakan program pelatihan pembuatan kokedama di RW 29, lebih tepatnya di Perumahan Graha Mulia Asri III, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.
Kokedama merupakan salah satu metode menanam tanaman hias yang berasal dari negeri sakura atau negara Jepang. Metode tanam yang satu ini sangat cocok apabila lingkungan tempat tinggal tidak memiliki lahan kosong untuk menanam tanaman hias. Daerah yang padat penduduk seperti daerah perkotaan atau daerah perumahan merupakan tempat yang cocok untuk penerapan metode kokedama ini.
Bukan hanya membutuhkan sedikit lahan untuk penempatannya, namun kokedama juga tidak memerlukan pot sehingga dapat digunakan untuk memperindah kamar maupun ruang tamu dengan cara digantungkan.
Pelaksanaan program pelatihan pembuatan kokedama ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 1 Januari 2021 setelah sebelumnya diundur karena terhalang faktor cuaca yang hujan deras pada hari Sabtu, 30 Februari 2021. Program pelatihan ini diikuti oleh ibu-ibu di RW 29 yang sebelumnya sudah diberi undangan yang disampaikan melalui ketua RT.
Pelaksanaan program ini berjalan dengan lancar. Pelatihan kokedama dibuka dengan penjelasan informasi kokedama terlebih dahulu oleh mahasiswi KKN. Program dilanjutkan dengan praktik secara langsung pembuatan kokedama oleh ibu-ibu. Alat dan bahan yang dibutuhkan antara lain tanaman hias, tanah, kompos, sabut kelapa dan benang kasur. Tanah dan kompos yang sudah dicampur menggunakan sedikit air kemudian dibentuk bulat di area akar tanaman. Proses dilanjutkan dengan membalut area tanah dengan menggunakan sabut kelapa secara menyeluruh hingga tanah tertutup semua. Proses pembuatan kokedama diakhiri dengan memasang benang kasur dengan tujuan agar sabut kelapa tidak terlepas serta bisa digunakan untuk tali gantungan.
Kegiatan ini diharapkan bukan hanya untuk membentuk hobi baru bagi warga yang merasa jenuh saja namun juga untuk menambah wawasan mengenai budaya negara lain yang bisa diterapkan di Indonesia.
Penulis : Nabila Sukma Ayu (Bahasa dan Kebudayaan Jepang)
Editor : Siwi Gayatri S.Pt., M.Sc., Ph.D