Sekolah Daring Bikin Anak-anak Malas Belajar! Lihat Apa yang Dilakukan Oleh Mahasiswi KKN UNDIP Ini
Tidak dapat dipungkiri, pandemi Covid-19 telah menimbulkan berbagai ketidaknyamanan bagi semua orang termasuk pedagang, pekerja kantoran, pelajar dan lain-lain karena kita semua dianjurkan untuk stay at home atau work from home. Bagi beberapa orang dewasa yang melakukan pekerjaan secara daring mungkin sekarang sudah berangsur-angsur berhasil menyesuaikan diri. Namun, bagaimana dengan anak-anak?
Anak-anak khususnya yang baru saja duduk di bangku kelas 1 SD dan sudah diharuskan sekolah secara daring cenderung merasa lebih terbebani dan lebih sulit untuk menyesuaikan diri. Karena anak-anak seusia ini sedang dalam masa aktif, tidak suka berdiam diri, mereka suka melakukan aktifitas yang menyenangkan, bermain dengan teman-teman dan belajar bersama. Oleh karena itu murid-murid kelas 1 SD di kelurahan Andongsili,Mojotengah,Wonosobo selama kegiatan belajar mengajar daring ini lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain setiap harinya daripada belajar di rumah. Anak-anak ini telah kehilangan minat untuk belajar.
Setelah dilakukan observasi dan wawancara oleh mahasiswa UNDIP terhadap para orang tua dan murid kelas 1 SD di kelurahan Andongsili khususnya di RW 02, ditemukan fakta bahwa yang mengerjakan tugas dari sekolah bukanlah murid melainkan orang tua murid. Hal ini dikarenakan orang tua yang sibuk bekerja sehingga tidak mempunyai waktu untuk mengajar anaknya di rumah. Berbeda dengan sebelum adanya pandemi di mana proses belajar mengajar diadakan secara langsung di sekolah sehingga saat anak-anak belajar, orang tua bisa fokus bekerja.
Dampaknya adalah murid kelas 1 SD di Andongsili kebanyakan belum bisa membaca dan bahkan belum menghafal semua huruf. Oleh karena itu salah satu mahasiswi KKN Tim I UNDIP dari prodi Bahasa dan Kebudayaan Jepang yang berdomisili di Andongsili, mengadakan program bernama YOKABUN. YOKABUN adalah singkatan dari bahasa Jepang yomu (membaca), kaku (menulis), bunka (budaya). YOKABUN merupakan kelompok belajar yang terdiri dari sepuluh murid kelas 1 SD. Seperti nama dari progam ini sendiri, kegiatan yang dilakukan adalah untuk membantu murid kelas 1 SD di Andongsili agar bisa membaca, menulis, serta mengenal budaya Jepang agar kegiatan belajar lebih menyenangkan.
Anak-anak merasa antusias dalam mengikuti program ini dan membuat minat belajar mereka meningkat. Salah satu budaya Jepang yang dikenalkan kepada murid adalah origami, yang mana tidak semua orang menyadari bahwa origami merupakan bahasa Jepang yang berarti melipat kertas. Seni melipat kertas ini sangat disukai oleh anak-anak, selain menyenangkan origami juga bermanfaat untuk mengasah kreativitas anak-anak. Tak hanya mengadakan kelas YOKABUN, mahasiswi KKN UNDIP ini juga mengajak para murid berjalan-jalan di sekitar rumah untuk menghirup udara segar Wonosobo yang sejuk dan asri. Dan dalam kegiatan ini ia tidak lupa untuk memberikan edukasi kepada para murid mengenai Covid-19.
Penulis : Arya DSP
Dosen Pembimbing : Dr. Rr. Karlina Aprilia,SE,MSc,Akt.