Mahasiswi KKN TIM 2 UNDIP Bantu Lestarikan Sedekah Bumi di Tengah Hiruk Pikuk Pandemi Covid-19
Pati (7/7) – Sedekah Bumi adalah acara tradisi yang sudah dilaksanakan turun-temurun oleh warga masyarakat di Desa Suwaduk, Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati. Menurut penanggungjawab acara ini, yakni Bapak Ansori, sedekah bumi adalah simbol penghormatan masyarakat kepada alam sebagai karunia yang besar. “Kita telah menggunakan tanah dan segala macam yang ada di desa Suwaduk ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, maka dari itu kita perlu mengucap rasa syukur atas limpahan nikmat yang telah diberikan.”, tegasnya.
Disebabkan masih dalam suasana pandemi. Pelaksanaan Sedekah Bumi kali ini sangatlah berbeda dengan pelaksanaan di tahun-tahun sebelumnya. Meskipun untuk wilayah Desa Suwaduk masuk dalam kategori zona hijau. Sedekah Bumi kali ini dilakukan di Punden Sesepuh desa Suwaduk. Sebelum pandemi, Sedekah Bumi dilaksanakan terpusat di sepanjang jalan desa, balai desa. Ada juga pertunjukkan wayang semalam suntuk dan mengundang dalang kondang. Namun demikian pelaksanaan kali ini tetap berjalan dengan khidmat dan sakral.
Pelaksanaan Sedekah Bumi melibatkan semua elemen masyarakat, mulai dari perangkat desa, para Ketua Rukun Tetangga, Ketua Rukun Warga (RW), tokoh masyarakat, tokoh agama dan masyarakat desa. Dalam acara Sedekah Bumi, setiap warga memasak untuk bertukar satu sama lain serta menyiapkan serangkaian sesaji untuk leluhur di Desa Suwaduk. Setelah proses memasak selesai, panitia menghimbau warga untuk pergi ke Punden dan berkumpul sebagai tanda bahwa proses ritual Sedekah bumi sudah dapat dimulai.
Diawali dari pembawa acara dan dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Desa, sambutan dari sesepuh desa, terakhir doa bersama yang dipimpin oleh mbah Syahri dan dilanjutkan dengan pembagian berkat/nasi kotak kepada tiap warga yang sudah datang dan mengantri. Pembagian berkat dibantu oleh Mahasiswi KKN Tim 2 UNDIP yang sedang melaksanakan tugas. Pelaksanaan sedekah bumi saat itu sangatlah menerapkan protokol kesehatan dan warga juga dihimbau untuk tidak berebut satu sama lain karena sudah ada jatah yang ditentukan, acara ini diawasi langsung oleh aparat desa, ada pula TNI & Polisi yang berjaga-jaga agar jika terjadi kerumunan, bisa langsung diberi peringatan dan pembubaran.
Penulis: Meilya Pusparini Utami
Dosen Pembimbing: Ir. Sutrisno, MP (FPP)