BERPERANG MELAWAN COVID-19 DENGAN JAHE MERAH! MAHASISWA UNDIP BERI EDUKASI DAN BAGI BIBIT JAHE MERAH
Cebongan, Salatiga (18/7) – Sampai pada saat ini Indonesia masih harus berjuang melawan virus Covid-19 yang semakin hari semakin melonjak angka penularannya. Kita perlu memiliki senjata untuk berperang melawan virus yang belum ada obat khusus untuk penyembuhannya. Jahe Merah merupakan salah satu jenis tanaman herbal yang dapat kita gunakan sebagai senjata kita dalam melawan Covid-19 ini. Perlu kita ketahui, Jahe Merah memiliki kasiat sebagai peningkat imunitas tubuh manusia mengingat imunitas tubuh yang kuat merupakan hal yang penting di masa pandemi ini agar meminimalisir tubuh kita tertular virus Covid-19.
Oleh karena itu, Maria Clara de Rosaria Moniz, mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro mengajak masyarakat RT 01 RW 03, Kelurahan Cebongan, Argomulyo, Kota Salatiga untuk membudidayakan tanaman herbal jahe merah melalui pemberian edukasi mengenai kasiat jahe merah untuk melawan virus Covid-19 dan pembagian bibit jahe merah kepada ibu-ibu Dasa wisma RT 01 Cebongan. Kamis (8/7/21), di rumah Ketua RT 01 RW 03, Kelurahan Cebongan, Kecamatan Argomulyo, Salatiga melalui Program Kerja I KKN Pulang Kampung Tim II Universitas Diponegoro, Maria Clara menyampaikan edukasi mengenai kasiat/manfaat tanaman herbal jahe merah sebagai peningkat imunitas tubuh di tengah masa pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai. Selain pemberian edukasi, juga terdapat pembagian bibit jahe merah kepada masyarakat yang diwakilkan oleh ibu-ibu Dasa Wisma setempat.
Jahe merah merupakan salah satu jenis tanaman rimpang yang paling kuat kasiatnya diantara jenis jahe lainnya. Di Indonesia jahe banyak dibudidayakan secara intesif di daerah Rejang Lebong (Bengkulu, Bogor, Magelang, Yogyakarta, dan Malang. Jahe dapat dimanfaatkan sebagai bumbu masakan, bahan obat herbal, maupun dapat olah menjadi minuman. Sebagai bumbu masakan sendiri, jahe memiliki kandungan zat gizi yang dapat melengkapi zat-zat gizi pada menu utama. Jahe merah memiliki kandungan minyak atsiri paling tinggi dibandingkan dengan jenis jahe lainnya. Jahe merah mengandung 2.58-2,72% minyak atsiri yang digunakan sebagai industri obat-obatan. Minyak atsiri ini mengandung beberapa zat aktif seperti Shogaol, Zingeron, dan zat-zat antioksidan alami lainnya yang berkasiat mencegah dan mengobati berbagai penyakit ringan hingga penyakit berat seperti masuk angin, demam, batuk, kepala pusing, pegal-pegal, rematik, mual-mual, mabuk perjalanan, kanker, serta penyakit jantung. Seperti yang kita ketahui, virus Covid-19 hingga saat ini memang belum terdapat obat khusus untuk penanganannya. Sehingga apabila terdapat gejala pusing dapat diobati dengan obat pusing, jika terdapat gejala batuk dapat diobati dengan obat batuk, begitu juga dengan gejala lainnya. Oleh karena itu seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Jahe Merah dapat dijadikan sebagai salah satu pengobatan tradisional untuk mengobati beberapa gejela virus corona seperti demam, batuk, sakit kepala, serta dapat mengobati peradangan berlebih pada paru-paru. Selain itu, kandungan dalam Jahe Merah memiliki aktivitas sebagai immunomodulator yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh atau imunitas tubuh kita. Mengingat imunitas tubuh yang kuat merupakan hal yang penting pada saat ini agar tubuh kita terhindar dari paparan virus corona yang saat ini semakin meningkat penyebaran dan penularannya.
Dengan pembagian bibit tanaman jahe merah ini, diharapkan dapat dirawat dan dibudidayakan serta dapat menjadi kegiatan baru bagi masyarakat khususnya ibu-ibu Dasa wisma RT 01, Cebongan selama di rumah saja saat ini. Dengan begitu kegiatan tersebut dapat mengurangi kejenuhan masyarakat selama di rumah saja dan mengurangi mobilitas masyarakat yang dapat mengurangi rantai penyebaran virus Covid-19 ini.
Penulis: Maria Clara de Rosaria Moniz (13030118120022/Fakultas Ilmu Budaya)
DPL: Bagus Rahmanda, S.H.,M.H