WAH!!! MAHASISWA UNDIP MENGHIDUPKAN KEMBALI PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MEMINIMALISIR KECANDUAN HANDPHONE DAN MASALAH KESEHATAN MATA PADA ANAK.

Brebes, (18/7) – Dunia saat ini sedang menghadapi pandemi Covid-19, tidak terkecuali Indonesia. Peningkatan kasus Covid-19 dan adanya kebijakan pemerintah terkait penanggulangannya, tidak menjadikan kegiatan pengabdian mahasiswa kepada masyarakat atau KKN (Kuliah Kerja Nyata) Universitas Dipongoro ditiadakan. KKN Undip Tim II periode 2021 tetap dilaksanakan namun pada domisili masing-masing mahasiswa, yaitu dari 30 Juni hingga 12 Agustus 2021 dan dengan mengusung tema “Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19  Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s) Melalui Kuliah Kerja Nyata”.

Selama masa pandemi Covid-19, proses belajar mengajar di Indoensia dilakukan secara daring atau online, tak terkecuali di Desa Bulakelor, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes. Anak-anak tingkat Sekolah Dasar (SD) biasanya mengikuti proses belajar secara daring menggunakan perangkat berupa handphone milik orangtua mereka. Melihat realita di lapangan, ternyata anak-anak banyak yang menggunakan handphone selain untuk belajar, seperti untuk bermain game online, menonton youtube, bermain media sosial, dan lain sebagainya. Lebih parahnya, mereka menggunakan handphone sepanjang waktu. Hal tersebut tentu berpeluang menyebabkan anak-anak kecanduan handphone dan memungkinkan mereka mengalami masalah kesehatan mata. Dengan demikian diperlukan solusi untuk anak-anak yang setidaknya dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya kecanduan handphone dan masalah kesehatan mata.

Dengan permasalahan tersebut, mahasiswa Undip berinisiatif mencanangkan program “Dua Jam Tanpa Handphone, Ayo Bermain Permainan Tradisional”. Program ini sesuai dengan salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG’s) yaitu bidang “Good Health” karena dapat meminimalisir terjadinya kecanduan handphone atau gawai dan masalah kesehatan mata pada anak-anak. Melalui program ini, berbagai permainan tradisional yang mulai terlupakan kembali dihidupkan. Benar saja, anak-anak banyak yang belum mengerti tentang berbagai permainan tradisional yang ternyata sangat beragam dan menyenangkan.

Gambar .1 : Pembagian Masker untuk Anak-Aanak Peserta Permainan Tradisional.
Gambar .2 : Pembagian Masker untuk Anak-Anak Peserta Permainan Tradisional.

Permainan tradisional yang dicanangkan antara lain; “Jangka”, yang dimainkan oleh anak-anak perempuan, “Tengkong” yang dimainkan anak-anak perempuan dan anak laki-laki, “Rayah Panggon, untuk anak perempuan dan anak laki-laki, begitu juga pada permainan “Pindah Watu”. Permianan-permainan tradisional tersebut dilakukan oleh anak-anak pada pagi hari dari pukul 07.00-09.00 sembari berjemur di bawah matahari yang tentunya baik untuk kesehatan. Program ini juga dilakukan di lahan terbuka di lingkungan RT 02 RW 03 Desa Bulakelor dan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Gambar .3 : Permainan Jangka
Gambar .4 : Permainan Tengkong
Gambar .5 : Permainan Pindah Watu

Selain permainan-permainan tradisional yang dimainkan di atas, mahasiswa UNDIP juga memperkenalkan berbagai permaian tradisional lain yang diharapkan dapat terus dimainkan selepas dari kebersamaan dengan mahasiswa KKN Undip. Berbagai manfaat dapat dipetik dari program ini, selain dapat meminimalisir kecanduan handphone dan masalah kesehatan mata pada anak, melalui program bermaian permainan tradisional ini diharapkan dapat menanamkan rasa banggga kepada anak-anak terhadap kebudayaan leluhurnya di tengah perkembangan teknologi yang begitu pesat.

Penulis : Nur Khafifah/Ilmu Sejarah FIB

DPL : Ir. Rudy Hartanto, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM.