Asap di Desa Kendengsidialit

Selain dikenal sebagai penghasil atlit sepak takraw, Desa Kendengsidialit juga merupakan penghasil asap dimana mana. Tidak percaya? Kunjungi saja.

Tetapi asap ini bukan merupakan asap pembakaran sampah atau asap membakar sate, apalagi asap rokok. Melainkan asap saat memproduksi batu bata. Mengapa bisa cukup banyak? Tidak heran, untuk membuat batu bata, butuh proses pengasapan. Dan proses pengasapan ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Yakni, 3-4 hari untuk benar-benar jadi.

IMG_8320

Desa Kendengsidialit tepatnya merupakan desa yang memiliki komoditas utama batu bata. Masyarakat setempat desa yang bersebelahan dengan Desa Kalipucang Kulon dan Desa Gidangelo ini umumnya adalah pembuat batu bata. Pembuat batu bata di desa ini juga berada di seluruh kalangan usia. Ada yang bahkan sudah melakukannya setelah lulus sekolah.
Para pembuat batu bata di daerah ini biasanya mendapatkan bahan bakunya (tanah liat) dari Kecamatan Ngalumsari dan membuatnya sendiri. Sayangnya, kebanyakan warga desa Kendengsidialit yang membuat batu bata hanya bermodalkan tenaga, dimana bahan batu bata distok oleh pengepul dan dijual kembali ke pengepul, hal ini membuat mereka mendapatkan harga jual batu bata yang rendah dan untung yang sedikit. Namun ada beberapa yang mandiri, membuat dan menjual sendiri tanpa pengepul.

IMG_8283

Para pembuat batu bata ini biasanya akan langsung mengolah batu bata sesuai dengan orderan yang ada. “Biasanya sih tergantung ada yang pesan atau enggak, baru akan dibuat” imbuh Bapak Syaiful Manan yang memiliki usaha membuat batu bata di RT 03. Bapak yang juga bekas pegawai toko roti ini juga mengeluhkan bagaimana sulitnya mengembangkan usahanya karena tergantung dengan pengepulnya sendiri. Sangat disayangkan, akhirnya dari sana pun dari sana munculah kesenjangan antara pengepul dan pembuat batu bata di Desa Kendengsidialit ini.

Tim II KKN Undip 2017 – Desa Kendengsidialit Kec. Welahan

Instagram: @kendengsidialit