**Bahayanya Gerakan Tanah di Desa Bodaskarangjati, Apa yang Bisa Dilakukan Sebagai Upaya Mitigasi Ditengah Pandemi yang Semakin Mencekik Ini?

Di tengah pandemi COVID-19 yang hingga saat ini terus melanda berbagai belahan dunia, tidak menyurutkan semangat para mahasiswa Universitas Diponegoro yang tetap melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat berupa kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Tahun 2021. Walaupun tetap dilaksanakan di tengah kondisi pandemi yang terus meningkat dan pembatasan aktivitas oleh pemerintah, kegiatan KKN ini tetap mengikuti protokol kesehatan dengan anjuran pelaksanaan kegiatan yang bersifat daring atau online. Namun tentunya tidak mengurangi esensi dari KKN agar dapat tetap mengabdi dan memberdayakan masyarakat sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing dari mahasiswa.

KKN Tim II Tahun 2021 ini mengambil tema “Sinergi Perguruan Tinggi dengan Masyarakat Dimasa Pandemi Covid 19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) melalui Kegiatan Kuliah Kerja Nyata” sehingga menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat yang didasarkan pada tujuan pembangunan berkelanjutan pada kondisi pandemi saat ini.

Oleh karena itu, penulis sebagai salah satu peserta KKN mengadakan program-program kerja yang berkaitan dengan tema tersebut, salah satunya yaitu pembuatan peta potensi gerakan tanah di Desa Bodaskarangjati, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga sebagai salah satu upaya mitigasi bencana, mengingat daerah tersebut termasuk dalam daerah rawan bencana longsor dan gerakan tanah di Kabupaten Purbalingga.

Dari hasil survei lokasi, ada beberapa area di Desa Bodaskarangjati yang diindikasikan mengalami gerakan tanah. Indikasi tersebut dapat dilihat dari jalanan yang rusak dan bergelombang, serta daerah yang mengalami pergeseran tanah dan batuannya.

Gambar 1. Jalanan desa yang rusak dan bergelombang
Gambar 2. Pergeseran tanah dan erosi di sekitar area persawahan
Gambar 3. Batuan lempung yang tersingkap akibat pergeseran tanah
Gambar 4. Kondisi morfologi Desa Bodaskarangjati yang dikelilingi perbukitan

Seperti yang terlihat pada gambar, kenampakan jalanan di Desa Bodaskarangjati mengalami kerusakan dengan kontur yang relatif bergelombang. Beberapa area di sekitar jalan dan persawahan juga terlihat mengalami indikasi gerakan tanah dan erosi. Batuan penyusun yang ada di daerah ini juga relatif lemah, hal ini dapat diketahui dari batulempung yang tersingkap akibat pergeseran batuan. Selain itu, kondisi geomorfologi daerah ini yang dikelilingi oleh perbukitan juga mengindikasikan kontur yang cukup curam dan bergelombang. Sehingga dengan adanya indikasi-indikasi tersebut, diperlukan pemetaan bencana wilayah yang nantinya dituangkan dalam pembuatan peta potensi gerakan tanah. Pembuatan peta tersebut dapat menunjukkan zonasi area di Bodaskarangjati berdasarkan tingkat kerawanannya, dilihat dari berbagai parameter yang mendorong terjadinya gerakan tanah maupun longsor.

Pembuatan peta ini dilakukan dengan metode skoring atau pembobotan dari masing-masing peta parameter pendukung gerakan tanah, meliputi peta kelerengan, peta persebaran litologi, peta curah hujan, peta persebaran jenis tanah serta peta tutupan lahan. Parameter-parameter tersebut diberikan bobot masing-masing berdasarkan besar kecilnya pengaruh terhadap gerakan tanah dan longsor. Kemudian barulah dikalkulasi dengan menjumlahkan masing-masing parameter yang sebelumnya telah dikalikan dengan nilai bobot untuk menghasilkan peta potensi gerakan tanah dan longsor.

Gambar 5. Peta potensi gerakan tanah Desa Bodaskarangjati hasil pengolahan menggunakan software GIS

Dari hasil pengolahan tersebut, didapatkan peta potensi gerakan tanah seperti yang terlihat pada gambar 5. Dari peta tersebut diketahui bahwa wilayah Desa Bodaskarangjati memiliki persebaran potensi tinggi gerakan tanah yang cukup merata di semua wilayah, terutama di bagian utara dan selatan yang memang memiliki kelerengan lebih tinggi. Potensi gerakan tanah yang tinggi juga terlihat di sekitar aliran sungai di bagian tengah dari peta. Walaupun memiliki beberapa area dengan potensi tinggi hingga sangat tinggi, namun wilayah desa ini sebagian besar berada pada zona potensi rendah hingga sedang yang ditandai dengan warna hijau.

Sehingga dengan adanya program pembuatan peta potensi gerakan tanah di Desa Bodaskarangjati ini diharapkan dapat menjadi salah satu upaya mitigasi dan pemberdayaan masyarakat terkait kondisi daerah yang mereka tinggali, serta diharapkan dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan daerah kedepannya, misalnya terkait dengan infrastruktur maupun perencanaan desa.

Dianti – Teknik Geologi Universitas Diponegoro

NIM 21100118120032

Dosen Pembimbing : Ir. Hermin Werdiningsih, M. T.

Desa Bodaskarangjati, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah