Pembuatan Leaflet Oleh Mahasiswa KKN UNDIP Sebagai Upaya Pencegahan Masalah Gigi dan Mulut Selama Pandemi
Semarang, Jawa Tengah (27/07) World Health Organization (WHO) telah menetapkan COVID-19 menjadi wabah pandemi pada Maret 2020. COVID-19 yang berasal dari Wuhan disebabkan oleh virus dengan nama Severe Acute Respiratory Syndrome CoronaVirus 2 (SARS-CoV 2). Pandemi yang berlangsung panjang hingga hari ini mengakibatkan berubahnya beberapa kebiasaan pola hidup masyarakat, termasuk kebiasaan menjaga kesehatan gigi dan mulut. Survey yang dilakukan oleh Kemenkes menyatakan bahwa terdapat penurunan kebiasaan menyikat gigi dua kali sehari jika dibandingkan dengan sebelum pandemi. Dalam survey tersebut disebutkan bahwa 2 dari 5 orang dewasa menyatakan bahwa mereka tidak menyikat gigi dalam 24 jam. Disebutkan juga bahwa terdapat 7 dari 10 orang yang menyatakan bahwa mereka menghindari pergi ke dokter gigi. Pada masa pandemi juga terdapat beberapa klinik gigi yang tidak melayani dan menunda melakukan tindakan pada pasien. Pada penelitian yang dilakukan oleh Alharbi, dkk. (2020) disebutkan bahwa terjadi penurunan pasien sebanyak 38% akibat dari tempat praktek dokter gigi yang tutup.
Permasalahan yang terjadi pada gigi dapat mengganggu perannya dalam fungi pengunyahan, berbicara, estetika, dan kesehatan mulut serta kesehatan tubuh secara umum. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018, persentase gigi rusak/ berlubang/ sakit di Provinsi Jawa Tengah mencapai angka 43,4%. Untuk mencegah permasalahan lebih lanjut, perlu adanya upaya untuk meminimalisir terjadinya permasalahan pada gigi. Salah satu cara menjaga kesehatan gigi dan mulut yang dapat dilakukan yaitu dengan sikat gigi. Kesadaran masyarakat yang kurang mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut dapat mengakibatkan turunnya produktivitas sehari-hari karena adanya rasa sakit pada daerah orofasial. Perawatan pada bidang kedokteran gigi memiliki potensi tinggi dalam transmisi virus SARS-CoV 2 karena pasien akan diminta untuk membuka masker serta perawatan yang dilakukan dengan rotary instrument dapat menghasilkan aerosol. Jalur lain penularan virus ini dapat terjadi melalui droplet yang dapat dihasilkan ketika batuk, bersin, dan berbicara.
Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut selama pandemi. Kegiatan yang dilakukan berupa pembagian leaflet kepada warga RW 07 Kelurahan Tinjomoyo, Banyumanik. Leaflet yang dibagikan memuat informasi mengenai data masalah gigi di Indonesia, proses terjadinya gigi berlubang, komplikasi gigi berlubang, serta upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya gigi berlubang. Upaya tersebut meliputi sikat gigi dua kali sehari, penggunaan benang gigi, penggunaan obat kumur yang mengandung fluoride, menghindari makanan manis, dan banyak mengonsumsi air putih. Pembagian hardcopy leaflet kepada masyarakat melalui Ketua RT dilakukan pada tanggal 18 Juli 2021. Selanjutnya dilakukan pembagian softcopy leaflet melalui grup WhatsApp pada tanggal 21 Juli 2021.
Dengan adanya penyuluhan upaya menjaga kesehatan gigi dan mulut ini diharapkan permasalahan gigi dan mulut dapat berkurang, sehingga meminimalisir kunjungan perawatan ke dokter gigi atas keluhan masalah gigi dan mulut di masa pandemi COVID-19.
Penulis: Elisha Aftalacha (Kedokteran Gigi 2018
Dosen Pembimbing: Ns. Muhamad Rofii., S.Kp., M.Kep
Lokasi KKN: RW 07 Kelurahan Tinjomoyo, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang