Hand Sanitizer Sebagai Langkah Aman Pencegahan Covid-19, Mahasiswa KKN Undip Mengajak Masyarakat Desa Honggosoco Kembangkan Hand Sanitizer Alami

Kudus (25/7), Bulan Juni 2021 lalu Kabupaten Kudus mengalami peningkatan Covid-19 yang luar biasa, hingga Kabupaten Kudus resmi dinyatakan Zona Hitam. Ketika Kudus termasuk zona hitam tersebut Kecamatan Jekulo sendiri terdapat 1.372 kasus dengan pasien meninggal sebanyak 142 orang dan dirawat 52 orang. Namun perhari ini, Kecamatan Jekulo telah beralih ke zona kuning dengan risiko sedang. Tapi dengan peralihan ini diharapkan masyarakat tak lengah terhadap prokes, pencegahan yang maksimal tetap terus diberlakukan, salah satunya dengan menggunkan Hand Sanitizer. Menurut Center for Disease Control (CDC), cara tepat dalam menjaga kebersihan tangan meliputi mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air, cuci tangan dengan sabun antiseptik, dan hand sanitizer berbasis alkohol, busa atau gel, atau antiseptik bedah. Hand sanitizer sebagai disinfektan lebih banyak digunakan saat ini karena ketersediaannya yang mudah dibawa kemana-mana, ketika situasi dimana kurangnya air dan waktu, dan kemanjurannya dalam menurunkan mikroba. 

Gambar 1: Infografis Hand Sanitizer

Dari survey yang kita lakukan masyarakat Desa Honggosoco masih banyak yang belum menggunakan hand sanitizer sebagai cara pencegahan covid-19 karena sebagian besar masyarakat lebih bergantung pada sabun cuci tangan sebagai cara untuk pencegahan Covid-19 dan banyak masyarakat yang belum mempunyai Hand Sanitizer. Pembuatan hand sanitizer dengan harga yang terjangkau dengan menggunakan bahan yang alami dan banyak ditemukan di lingkungan sekitar merupakan salah satu inovasi yang dibutuhkan untuk masyarakat. Salah satu tumbuhan yang dapat diolah menjadi antiseptik alternatif non alkohol yaitu tumbuhan sirih. Daun sirih memiliki kandungan antiseptik yang tinggi sehingga baik untuk digunakan sebagai hand sanitizer alami. Daun sirih mengandung senyawa flavonoid, polifenol, tannin dan minyak atsiri. Tumbuhan ini sering digunakan sebagai obat tradisional. Hal tersebut dikarenakan daun sirih mengandung minyak atsiri yang memiliki sifat pembasmi kuman serta merupakan komponen yang diperlukan untuk menghambat perkembangan bakteri patogen. Daun sirih juga memiliki kemampuan antiseptik, antioksidan dan fungisida (Moeljanto, 2003).

Gambar 2 & 3: Leaflet Hand Sanitizer Alami

Melihat potensi tanaman yang banyak tumbuh disekitar masyarakat terutama tanaman – tanaman herbal seperti sirih dan binahong maka saya mengajak masyarakat untuk bersama – sama memanfaatkan tanaman tersebut menjadi Hand Sanitizer. Dalam kegiatan pemberdayaan ini, kelebihan dari hand sanitizer yang dibuat yaitu hanya menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan, seperti daun sirih, jeruk nipis dan air sebagai pelarutnya. Hand sanitizer yang dibuat ini tidak akan menimbulkan kulit kering dan iritasi karena dibuat dari bahan yang alami, namun hand sanitizer ini tidak dapat bertahan lama, hanya sekitar dua minggu sampai satu bulan penggunaannya. Kegiatan ini dilaksanakan pada Minggu, 16  Juli 2021 secara online melalui grup WhatsApp Ibu-Ibu RT 2 RW 4 Dusun Pule Honggosoco, hal ini ditujukan tentu untuk menghindari terjadinya kerumunan dan mencegah penularan Covid-19. 

Gambar 4: Sosialisasi online “Hand Sanitizer Langkah Aman Pencegahan Covid-19”

Kegiatan dimulai dengan perkenalan, dan dilanjutkan pemaparan materi dengan membagikan poster dan leaflet. Kemudian masyarakat diberi kesempatan untuk bertanya untuk meningkatkan pemahaman peserta. Kegiatan ini diakhiri dengan membagikan kuesioner online melalui google form untuk memastikan pemahaman peserta, ketertarikan peserta dalam membuat dan mengaplikasikan Hand Sanitizer alami ini, dan menyatakan pesan dan kesan dari dilaksanakannya kegiatan KKN tersebut. Selanjutnya, untuk menyebarluaskan edukasi dan meningkatkan pemahaman masyarakat juga dilakukan penempelan poster dan Leaflet di Balai Desa Honggosoco dan di Puskesmas Pembantu pada Kamis, 22 Juli 2021 serta pembagian hand sanitizer di wilayah RT 2/RW 4 Honggosoco pada Jumat, 23 Juli 2021.

Gambar 5: Pembagian produk kepada masyarakat

Nama Penulis: Taurisia Dinda H

Editor: Nikie Astorina Y. Dewanti, S.KM., M.Kes.