“Tie Dye” Masker, Solusi Cegah Kasus Covid-19 Anak. Mahasiswa KKN UNDIP Ajak Anak Kreasikan Masker untuk Mematuhi Protokol Kesehatan
Ngesrep, Semarang (30/07/2021) Kondisi pandemi saat ini sangat berbahaya bagi siapapun. Bahkan yang awalnya virus corona dianggap sebagai virus yang lebih banyak mengancam orang tua dibanding anak muda, sekarang virus corona tidak memandang usia dan dapat membahayakan siapa saja karena adanya varian virus baru yang terus berkembang.
Salah satu varian virus baru yang ditemui disebut dengan virus delta. Virus ini lebih cepat menyebar dan menular dibanding varian virus sebelumnya. Dengan begitu maka protokol kesehatan harus semakin ketat untuk dijalankan, bahkan dianjurkan untuk memakai double masker.
Erna Mulati selaku menteri kesehatan mengatakan telah terjadi peningkatan angka penularan covid-19 pada anak selama tiga pekan di bulan Juli 2021. Berdasarkan data Satgas Covid-19, jumlah anak yang terinfeksi covid-19 di Indonesia sebanyak 250.000 jiwa.
Anak – anak dianggap lebih tahan terhadap virus sehingga kerap tidak mematuhi protokol kesehatan saat beraktivitas. Kebanyakan anak tidak menggunakan masker ketika bermain atau melakukan kegiatan bersama dengan teman sebayanya ketika berada di luar rumah karena menganggap mereka tidak terkena dampak pandemi.
Anak – anak juga sering kali merasa tidak nyaman untuk memakai masker karena menyebabkan susah untuk bernafas sehingga menganggu aktivitas bermain. Maka dari itu perlu dilakukan upaya untuk menarik minat anak dalam menggunakan masker guna mematuhi protokol kesehatan, salah satu caranya adalah berkreasi menggunakan media masker.
Dalam rangka mengajak anak – anak guna lebih mematuhi protokol kesehatan, mahasiswa Tim II KKN Undip merancang program yang menarik bagi anak – anak yaitu dengan mengajarkan teknik “Tie Dye” menggunakan media masker sehingga anak dapat mengkreasikan maskernya sendiri. Program ini disusun oleh Garneta Afif Aflaili, salah satu Mahasiswa Psikologi UNDIP Angkatan Tahun 2018. Kegiatan kreasi masker ini dilaksanakan pada Sabtu, 24 Juli 2021 bersama anak – anak di teras rumah warga, daerah RW II, Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Semarang.
Adapun teknik “tie dye” merupakan teknik ikat celup dengan persiapan alat dan bahan yang diperlukan berupa masker kain putih, pewarna kain, air dalam baskom, dan karet sebagai alat pengikat. Selain mengajarkan langkah ikat celup menggunakan masker, Garneta juga memberikan petunjuk tata cara berkreasi dengan membagikan pamflet kepada anak – anak sehingga dapat dilakukan lagi untuk mengisi waktu luang atau memulai usaha kecil menjual masker “tie dye”. Anak – Anak di RW II mengaku senang bisa melakukan aktivitas berkreasi masker bersama dan mendapatkan masker hasil kreasi mereka sendiri.
Penulis : Garneta Afif Aflaili (15000118130118), Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro
Dosen Pembimbing Lapangan : Irawati, S.H., M.H.