CEGAH PENULARAN COVID-19 DI TEMPAT IBADAH, MAHASISWA KKN UNDIP MENGIMBAU MASYARAKAT UNTUK TAAT PROKES DI MASJID
Semarang (30/7) – Tempat ibadah adalah tempat suci yang sering dikunjungi untuk beribadah oleh masyarakat. Karena banyaknya masyarakat yang rutin mengunjungi tempat ibadah, membuat tempat ibadah merupakan salah satu tempat yang wajib diwaspadai masyarakat akan penyebaran Virus Corona varian Delta. Virus Corona varian Delta atau B1617.2 disebut memiliki tingkat penularan yang tinggi. Banyak masyarakat yang tidak menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi virus tersebut, karena gejalanya mirip dengan pilek biasa.
Di masjid, pengelola harus memperhatikan sejumlah hal berikut ini untuk mencegah penyebaran virus corona di tempat ibadah.
- Memantau dan mengikuti perkembangan informasi tentang Covid-19.
- Membersihkan tempat ibadah menggunakan disinfektan setelah digunakan.
- Menyediakan tempat cuci tangan atau hand sanitizer di tempat yang mudah dijangkau jemaah.
- Mengoptimalkan saluran udara dan sinar matahari.
- Tidak menggunakan karpet di dalam tempat ibadah.
- Memberikan tanda khusus pengaturan jarak minimal 1 meter.
- Mengatur jumlah jemaah.
- Mengimbau jemaah agar membawa peralatan ibadah masing-masing.
- Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada jemaah tentang pencegahan Covid-19.
- Memasang media informasi di tempat yang strategis.
- Melarang masuk jemaah yang memiliki gejala demam, batuk, sesak, dan sakit tenggorokan.
- Melakukan pemeriksaan suhu, apabila di atas 37,30 derajat C dilarang masuk.
- Mempersingkat waktu beribadah tanpa mengganggu esensi kesempurnaan beribadah.
Banyak pengelola tempat ibadah masjid yang memberi tanda pengaturan di masjid hanya menggunakan lakban hitam, tak terkecuali di Masjid Baitul Mufiid yang berada di lingkungan mahasiswa KKN RW 23. Pandemi di Indonesia sudah berjalan lebih dari satu tahun. Karena itu penanda shaf untuk mengatur jarak para jemaah di masjid Baitul Mufiid sudah banyak yang terkelupas dan hilang karena lantai juga sering dibersihkan. Akibatnya banyak jemaah dari luar lingkungan masjid yang kebingungan dalam menempati shaf sholat. Hal tersebut juga menyebabkan protokol kesehatan di masjid tidak dijalankan secara sempurna dan rentan terjadi penularan virus corona. Melihat hal ini, Daffa Dzulfikar Fauzy (21) yang merupakan mahasiswa KKN di RW 23 berinisiatif untuk membuat program penerapan protokol kesehatan di tempat ibadah dengan membuat stiker untuk mengatur jarak antar jemaah dan Poster Protokol Kesehatan Ibadah di Masjid untuk mengimbau masyarakat agar taat protokol kesehatan.


Ide untuk membuat stiker dan poster tersebut juga mendapatkan dukungan dari takmir masjid Baitul Mufiid. Penempelan stiker dan poster yang dibuat oleh Daffa, salah satu mahasiswa KKN tersebut dilakukan oleh Daffa sendiri, dibantu mahasiswa KKN lainnya dan para pengurus masjid, pada H-1 sebelum pelaksanaan hari raya Idul Adha tepatnya hari Senin tanggal 19 Juli 2021.

Dengan adanya poster imbauan, masyarakat diharapkan menjadi lebih sadar akan pentingnya protokol kesehatan dan dengan adanya sticker shaf sholat, masyarakat tidak lagi kebingungan dalam menempatkan diri saat beribadah, serta jarak antar jemaah menjadi teratur sehingga protokol kesehatan di masjid dapat terlaksana dengan sempurna.
Penulis: Daffa Dzulfikar Fauzy (FEB-Akuntansi-2018)
DPL: Nurhasmadiar Nandini, S.KM., M.Kes.