CEGAH COVID-19, MAHASISWA UNDIP KENALKAN MODEL PEMBAYARAN KEKINIAN ‘QRIS’ PADA UMKM

Ungaran Timur, Kab. Semarang (26/07) – Pandemi COVID-19 tengah menjangkit seluruh negara di berbagai belahan dunia, salah satunya Indonesia. Meninjau dari perkembangan situasi pandemi COVID-19 tersebut, tatanan kehidupan masyakarat Indonesia mengalami perubahan yang dinamis. Pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) TIM II Universitas Diponegoro Tahun 2021 pun turut merasakan dampaknya, yang semula kegiatan dilaksanakan secara luring kini menjadi daring. Namun tidak menutup kemungkinan salah satu mahasiswa jurusan Akuntansi Universitas Diponegoro yakni Christina Adriani Hapsari untuk melaksanakan program kerjanya dengan mengusung tema “Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals (SDG’s)”. Berdasarkan bidang keilmuan yang ditempuh dan situasi yang tengah dihadapi, ekonomi menjadi permasalahan yang difokuskan dalam program kerja KKN. Salah satu program yang dilaksanakan adalah Sosialisasi Sistem Pembayaran Cashless atau Non Tunai kepada Pelaku UMKM di RT 02 RW 10 Desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang dengan menggunakan QRIS.

Poster ‘Mengenal QRIS yang Praktis’

QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) merupakan standar kode QR nasional untuk memfasilitasi pembayaran digital melalui aplikasi uang elektronik berbasis server, dompet digital, ataupun mobile banking. Inovasi pembayaran digital tersebut telah diresmikan serta dikembangkan oleh Bank Indonesia (BI) bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), guna mendukung integrasi ekonomi dan keuangan secara digital. Dengan adanya QRIS, pembayaran dari berbagai aplikasi pembayaran digital (Gopay, OVO, Dana, Link Aja, Shopeepay, dll.) hanya memerlukan satu QR Code saja.

Video edukasi mengenai QRIS yang diunggah melalui Youtube

Tujuan dari kehadiran QRIS adalah untuk mewujudkan sistem pembayaran yang lebih mudah, efisien, efektif dan cepat bagi masyarakat serta aman karena dapat diawasi oleh regulator dari satu pintu. Penggunaan pembayaran digital seperti QRIS tentunya lebih higienis dalam bertransaksi, hal tersebut merupakan langkah dini dalam membantu pencegahan penularan virus corona pada uang tunai.

Pelaksanaan Sosialisasi Sistem Pembayaran Cashless (Non Tunai)
kepada Pelaku UMKM menggunakan QRIS secara daring melalui Whatsapp Group

Dalam pelaksanaan program kerjanya, Christina melakukan edukasi QRIS melalui video yang diunggah melalui platform media sosial Youtube. Link video tersebut dibagikan bersama poster mengenai QRIS secara daring melalui Whatsapp Group para pelaku UMKM RT 02 RW 10 Desa Leyangan pada Senin, 26 Juli 2021 kemarin. Esoknya, kegiatan dilanjutan dengan melakukan sosialisasi secara door to door ke beberapa pelaku UMKM guna memberikan penjelasan lebih rinci serta turut mengajak warga untuk mulai menerapkan uang digital dalam bertransaksi. Warga menanggapi dengan positif dan cukup antusias, namun karena usahanya masih lokal dan jangkauannya belum luas maka saat ini mereka masih mempertimbangkan penggunaan QRIS kelak jika usahanya berkembang, di sisi lain ada juga yang sudah menggunakan QRIS terutama pada usaha f&b (food and beverages). Poster mengenai QRIS pun juga disebarkan dibalai RT dan pos kamling agar dapat dibaca oleh berbagai kalangan masyarakat yang lewat.

Sosialisasi secara door to door ke beberapa UMKM dan penempelan poster di Balai RT dan pos kamling RT 02 RW 10 Desa Leyangan

Dari pelaksanaan kegiatan Program Kerja KKN ini, diharapkan masyarakat dapat teredukasi akan adanya alternatif pembayaran lain selain tunai yakni berbasis digital menggunakan QR Code guna mendukung perkembangan ekonomi digital, pemanfaat teknologi yang tengah berkembang di era ini, serta sebagai wujud pencegahan penularan COVID-19.

Penulis : Christina Adriani Hapsari – 12030118120014 – Akuntansi (Fakultas Ekonomika dan Bisnis)

DPL : Bagus Rahmanda, S.H., M.H.