Lawan Obesitas dan Nyeri Sendi, untuk kualitas hidup yang lebih baik lagi

Menurut World Health Organization (WHO), lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Pada fase ini, apabila tidak dibarengi dengan nutrisi yang cukup dan pola olahraga yang sesuai akan memudahkan terserangnya penyakit. Baik itu penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Selama pandemi COVID-19 ini, pemerintah menetapkan aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat yang mengharuskan pengurangan aktivitas fisik di luar rumah, termasuk aktivitas pembelajaran dan tempat olahraga seperti stadion, taman, dan tempat olahraga lainnya ditutup. Kurangnya aktivitas fisik dan ditambahkan kebiasaan pola makan pada masyarakat dapat menyebabkan timbulnya masalah kesehatan yakni peningkatan berat badan yang bisa berujung obesitas. Bu Joko selaku sekretaris RW 3 mengatakan jika warga tidak rutin olahraga, cenderung tidak pernah khususnya perempuan, yang menyebabkan banyaknya kasus obesitas di lingkungan RW 3 Pandean Lamper. Hal ini menjadi fokus utama saya untuk memperkenalkan tentang pola hidup sehat terfokus pada obesitas dan pemilihan aktivitas fisik yang sesuai dengan usia. Keluhan lain di ungkapkan oleh Bapak Soenardi selaku ketua RW mengatakan jika masyarakat banyak mengeluhkan nyeri sendi terutama pada lanjut usia. Perasaan nyeri membuat kualitas hidup menurun. maka dari itu saya disini ingin mengedukasi masyarakat terkait dengan penanganan nyeri sederhana yang sangat memungkinkan untuk dilakukan di rumah dan dengan bahan yang mudah didapat.selain itu, disini saya juga akan melakukan pengenalan makanan pemicu dan cara aturan makan untuk mengurangi frekuensi kekambuhan.

Gambar 1. Survey dan diskusi dengan Bu Joko selaku sekretaris RW 3 dan Pak Soenardi selaku ketua RT 2

Maka dari itu, disusunlah program yang berjudul “Edukasi Tentang Obesitas dan Penanganan Sederhana Keluhan “Nyeri sendi” kepada masyarakat RT 2 RW 3 Pandean Lamper” yang terfokus pada pengenalan makanan yang baik dan latihan olahraga yang telah disesuaikan dengan usia melalui leaflet dan penjelasan melalui video. Diskusi informatif dan aktif dilakukan melalui media online kesepakatan bersama yaitu group WhatsApp. Program ini dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2021.

Gambar 2. Proses edukasi melalui group WhatsApp

Warga tampak antusias dengan menanyakan beberapa hal terkait dengan materi yang telah di sampaikan dan di tonton melalui platform YouTube. Warga memiliki ketertarikan yang besar terhadap teknik kompres dingin yang dapat dengan mudah di lakukan di rumah dan bahan yang mudah di dapat, namun terdapat menfaat yang besar. Pihak yang terlibat dalam program ini yaitu saya sebagai pemberi informasi dalam bentuk leaflet dan video yang bersumber dari jurnal terpercaya dan disampaikan dalam bahasa yang mudah diterima serta 21 warga sebagai peserta yang tergabung dalam group WhatsApp. Edukasi berjalan dengan baik sehingga didapatkan hasil tambahnya pengetahuan warga terkait dengan cara yang baik untuk menangani nyeri asam urat yang mudah dan murah, serta mengetahui tentang informasi obesitas beserta efeknya. Tidak hanya itu, warga juga diperkenalkan dengan makanan yang perlu di hindari, di kurangi, maupun yang di anjurkan agar program dapat berjalan dengan baik dan berat badan dapat menjadi ideal serta frekuensi nyeri asam urat dapat menurun setelah adanya pengaturan makanan ini.

Penulis : Ardiansyah Mahardika (PSKed/FK UNDIP 2018)

DPL : Ir. Djoko Suwandono.,MSP