Kasus COVID-19 Melonjak Tinggi, Mahasiswa KKN Undip Ajak Warga Update COVID-19 Secara Daring

Penulis : Tangkas Mukti Priguna
Dosen Pembimbing : Ir. Djoko Suwandono, MSP
Lokasi KKN : Kelurahan Gayamsari RW 03

Gayamsari (30/7) Akhir-akhir ini masyarakat gelisah akan tingginya kasus COVID-19 di Indonesia yang melonjak tinggi sangat pesat. Bukan hanya jumlah yang terkonfirmasi positif saja yang meningkat akan tetapi jumlah kematian pun menjadi sorotan bagi dunia. Sudah setahun lebih kasus COVID-19 di Indonesia, bahkan sampai sekarang pun belum ada tanda-tanda perbaikan. Justru yang ada sekarang merupakan gelombang kedua bagi Indonesia. Di sisi lain, masyarakat sudah mulai enggan akan penerapan protokol kesehatan (menggunakan masker, jaga jarak, cuci tangan) dan tenaga medis sudah banyak yang gugur. Melihat kondisi yang seperti itu, pemerintah pun turut andil dalam mencanangkan berbagai macam program guna menurunkan angka morbiditas dan mortalitas COVID-19 di Indonesia diantaranya seperti cakupan vaksinasi dipercepat, protokol kesehatan yang tidak ada kendornya selalu disampaikan, dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang gencar dilaksanakan.

Gambar 1. Kasus COVID-19 di Indonesia per 29-30 Juli 2021.

Hari demi hari terlewati, kasus hoaks akan COVID-19 semakin mengada-ada. Hal inilah yang menjadi pemicu timbulnya suatu ketidakpercayaan masyarakat akan COVID-19. Mengingat akan cukup kompleksnya permasalahan terkini terkait kebenaran COVID-19. Oleh karena itu, mahasiswa Fakultas Kedokteran KKN Tim II Universitas Diponegoro 2020/2021 dengan dosen pembimbing Ir. Djoko Suwandono., MSP, mengadakan mini webinar guna mengajak masyarakat Gayamsari untuk ikut serta dalam “Sosialisasi Edukasi COVID-19 Terkini” yang dilakukan secara daring. Kegiatan sosialisasi yang bisa dibilang juga sebagai mini webinar ini dilaksanakan pada Jumat (30/7/2021). Pentingnya edukasi COVID-19 terkini ini dilakukan agar masyarakat terhindari dari berita hoaks dan mumpuni akan update perkembangan COVID-19. Meskipun dilakukan secara daring melalui aplikasi zoom, bukan menjadikannya sebagai suatu kendala, upaya mahasiswa dalam mengedukasi secara totalitas kepada masyarakat.

Mini webinar  yang dilakukan oleh 5 mahasiswa Fakultas Kedokteran mengenai update COVID-19 ini, membahas tuntas terkait gejala dan tatalaksana COVID-19 terkini, protokol kesehatan, isolasi mandiri, vaksinasi, dan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Pelaksanaan mini webinar ini melibatkan warga Kelurahan Gayamsari khususnya RW 3 dengan jumlah partisipan mencapai puluhan orang. Pada sesi pertama, langsung dimulai penjelasan mengenai poin-poin penting yang disampaikan oleh pemateri. Tentunya, dalam penyampaian materi dilakukan secara interaktif dengan partisipan dan diselipkan ajakan mahasiswa kepada masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan, program pemerintah, dan vaksinasi.

Gambar 2. Penyampaian materi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) COVID-19 oleh Tangkas Mukti Priguna.

Tangkas Mukti Priguna, memaparkan penjelasan mengenai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) COVID-19 atau bisa disebut sebagai efek samping dari vaksin. KIPI merupakan semua kejadian medis (gangguan kesehatan) yang terjadi setelah imunisasi, yang menjadi perhatian, dan diduga berhubungan dengan imunisasi. Munculnya KIPI biasanya segera atau dalam waktu 12-24 jam setelah vaksinasi. Gejala KIPI dapat menetap selama 1-2 hari dan akan hilang setelah beberapa hari. Berdasarkan ringan beratnya gejala KIPI, dibagi menjadi 2 yaitu gejala ringan seperti demam, lemas, badan pegal-pegal, nyeri/bengkak/kemerahan pada area yang divaksin. Sedangkan gejala beratnya seperti selulitis (peradangan pada kulit yang disebabkan oleh bakteri), reaksi anafilaksis (reaksi alergi hebat yang muncul mendadak dan segera setelah vaksinasi yang dapat mengancam jiwa seseorang), dan pingsan.  Sehingga dengan mengetahui gejala tersebut, diharapkan masyarakat tahu langkah apa yang harus dilakukan apabila muncul gejala KIPI setelah vaksinasi.

 “Timbulnya KIPI menandakan bahwa sistem kekebalan tubuh sedang merespon vaksin yang masuk ke dalam tubuh. Hal ini menandakan bahwa vaksin bekerja secara efektif. Bukan berarti pada orang yang tidak muncul gejala KIPI, menandakan vaksin yang diberikan tidak efektif, akan tetapi hal tersebut dikarenakan respon atau reaksi alami tubuh terhadap vaksin pada masing-masing individu berbeda. Sehingga ada orang yang bisa muncul gejala KIPI dan ada yang tidak muncul. Hal tersebut sama-sama normal atau lumrah dan dapat terjadi pada seseorang setelah vaksinasi COVID-19”. Kata Tangkas Mukti Priguna, Jumat (30/7/2021).

Gambar 3. Ajakan untuk vaksinasi COVID-19.

Setelah dilakukan penyampaian materi yang cukup interaktif, pada sesi kedua dilanjutkan dengan diskusi tanya jawab. Ibu Ani, salah seorang partisipan mini webinar menyampaikan pertanyaannya mengenai penggunaan handsanitizer yang dapat digunakan untuk membersihkan tangan sebagai pengganti cuci tangan dengan sabun. Pertanyaan tersebut pun langsung dijawab oleh salah seorang pemateri mahasiswa Fakultas Kedokteran. “Handsanitizer dapat digunakan sebagai cuci tangan dikarenakan mengandung komponen desinfektan (zat yang dapat membunuh mikroorganisme), kandungan yang sering ditemukan seperti alkohol 70%. Hal tersebut cukup efektif untuk membunuh kuman meskipun akan lebih bagus lagi apabila cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir”,  Ujarnya dalam mini webinar.

Gambar 4. Sesi foto bersama dengan partisipan.

Sebagai penutup, tiada kata untuk berhenti bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran untuk mengimbau masyarakat agar disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan, anjuran pemerintah dan tenaga kesehatan pada situasi terkini COVID-19, dan vaksinasi COVID-19. Mengingat pentingnya akan kesadaran yang dimulai dari diri sendiri dan dapat disebarluaskan ke orang lain. Hal tersebutlah yang berperan utama dalam memutus transmisi virus corona, karena siapa lagi selain dari diri sendiri yang secara signifikan mampu menghentikan penyebaran virus dan mengakhiri pandemi COVID-19. Kemudian diakhir sesi mini webinar, ditutup dengan foto bersama dengan partisipan.

Gambar 5. Pemasangan poster di Kelurahan Gayamsari.

Sebagai informasi tambahan, mini webinar yang dilakukan ini merupakan bagian program pelaksanaan KKN Tim II Universitas Diponegoro yang diselenggarakan selama 3 hari berturut-turut. Dengan topik pertama yaitu sosialisasi COVID-19 terkini. Pada hari berikutnya dilanjutkan dengan topik sosialisasi kesehatan gigi dan mulut. Dan pada hari terakhir, dengan topik gizi seimbang, tuberkulosis, dan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) untuk pencegahan penyakit diare, leptospirosis, dan Demam Berdarah Dengue (DBD). Selain penyampaian materi yang dilakukan secara daring melalui aplikasi zoom, juga pemberian materi dilakukan dengan cara penyebaran materi melalui grup WhatsApp, dan penempelan poster yang dilakukan di Kelurahan Gayamsari.

Berikut postingan lainnya: