Bantu UMKM Bertahan di Tengah Pandemi, Mahasiswa KKN UNDIP Beri Edukasi Pelaku UMKM Lakukan Pembukuan

Sukorejo, Kabupaten Jombang (27/07) — Pandemi Covid-19 mewabah hingga seluruh dunia. Dampak yang diakibatkan oleh Covid-19 memberikan efek buruk untuk semua sektor, terlebih lagi sektor perekonomian. Pandemi menyebabkan daya beli masyarakat menurun dikarenakan pemberlakuan pembatasan interaksi masyarakat.  UMKM atau Usaha Mikro Kecil Menengah merupakan salah satu jenis usaha yang dijalankan baik oleh individu, kelompok, atau badan usaha dengan skala kecil. UMKM merupakan salah satu penggerak perekonomian melalui jasa dan produk yang ditawarkan. Pada saat pandemi, UMKM diharapkan dapat menyumbang peningkatan PDB untuk negara.

Banyak masyarakat Desa Sukorejo yang membuka UMKM. Terdapat 25 UMKM yang tersebar di Desa ini. Mulai dari membuka toko, warung makan, dan bisnis rumahan seperti menjual frozen food. Sebagian besar pelaku UMKM di Desa Sukorejo membuka bisnis ini sebagai sumber penghasilan utama. Namun, juga ada masyarakat yang membuka UMKM sebagai usaha sampingan.  Dari beberapa pelaku UMKM yang tersebar di seluruh Desa Sukorejo, terdapat sampel 3 warga yang belum melakukan pembukuan dengan alasan bahwa melakukan pembukuan belum penting karena skala bisnisnya masih kecil. Lebih mengejutkan lagi, bahwa UMKM dengan jenis toko kelontong tidak memiliki sistem pencatatan keuangan bahkan persediaan sekalipun.

Pembukuan sederhana sangat perlu diterapkan untuk semua pelaku bisnis, terlebih lagi untuk UMKM karena status bisnisnya sedang dalam fase berkembang.  Di Desa Sukorejo, pelaku UMKM belum banyak mengetahui sistem pencatatan. Sisrem pembukuan atau pencatatan sangat diperlukan sebagai penentu komponen biaya dan margin yang didapatkan. apabila tidak terdapat pembukuan dalam bisnis, maka para pelaku mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan. Kegiatan pelatihan dimulai dengan menjelaskan lalu diikuti dengan pemberian tutorial secara langsung kepada pelaku UMKM. Pengisian template dengan pencatatan jurnal, menggolongkan transaksi sebagai arus kas masuk dan kas keluar, kartu persediaan, dan laporan laba rugi.

Pelaksanaan Wawancara, Pelatihan dan Edukasi Pembukuan Sederhana

Kurang adanya pencatatan atau pembukuan dalam suatu bisnis disebabkan oleh kurangnya pengetahuan pemilik UMKM dalam melakukan pembukuan keuangan usaha. Akibatnya, para pemilik UMKM tidak mencatatkan pemasukan dan pengeluaran keuangan yang informatif. Pembukuan sederhana sifatnya krusial bagi pelaku bisnis karena dapat berpengaruh terhadap perkembangan bisnis.

Salah satu pelaku UMKM yaitu Pak Subur, seorang penjual bakso ini mengaku bahwa sudah 16 tahun menggeluti UMKM ini tanpa melakukan pembukuan sederhana sebagai alat untuk mengkomunikasikan bisnis yang sedang dijalani. Pak subur kadang merasa kebingungan apakah bisnis yang dijalani selama ini sudah menghasilkan profit atau bahkan mengalami kerugian. Pasalnya, Pak Subur selalu mencampur antara uang pribadi dengan uang yang dihasilkan dari usahanya. Dalam pelaksanaan edukasi dan pelatihan pembukuan sederhana ini, para pelaku pengusaha dibekali dengan hanbook atau buku pegangan yang berisikan penjelasan komponen yang akan diisikan ke dalam template yang sudah diberikan. Pada kegiatan ini diharapkan para pelaku UMKM dapat memahami dengan baik apa yang telah disampaikan saat melakukan edukasi dan pelatihan.

Penyerahan Handbook dan Template Pembukuan

Program kerja kedua dilanjutkan dengan melakukan pendampingan pada pelaku UMKM sebagai bentuk evaluasi dan dilakukan trial and error agar materi yang didapatkan sudah benar-benar dipahami oleh pelaku usaha. Edukasi pembukuan ini menggunakan pembukuan sederhana secara manual. Alasan kenapa menggunakan pembukuan manual karena masyarakat pelaku UMKM ini kurang ramah dengan teknologi, jadi edukasi ini disesuaikan dengan keadaan yang ada di lapangan.

Penulis reportase: Sifa Hayu Ramadhani, Fakultas Ekonomika dan Bisnis / Akuntansi 2018

Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Dwi Haryo Ismunarti, M.Si