UNIK! MAHASISWA KKN UNDIP BERIKAN SOLUSI UNTUK BERKEBUN DAN BUDIDAYA IKAN DI LAHAN TERBATAS DENGAN BUDIKDAMBER SELAMA PANDEMI COVID-19!

Mertoyudan, Magelang (3/8) – Sebagai bentuk upaya memutus rantai penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19, Pemerintah Indonesia memberlakukan aturan bagi masyarakat agar menerapkan Work From Home (WFH) yang merupakan bagian dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Langkah yang masih bisa dilakukan saat ini adalah dengan menjalankan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan perdagangan secara daring. Pusat perbelanjaan yang tadinya sebagai tempat cuci mata, refreshing untuk window shopping sudah dihindari untuk dikunjungi karena saat ini sesuai anjuran pemerintah langkah untuk mengurangi terpaparnya COVID-19 adalah menghindari keramaian.

Jenuh, bosan, lelah dan frustasi tentu banyak menghinggapi pikiran banyak orang. Hidup sudah tidak lagi normal, kemana-mana harus memakai masker, membawa hand sanitizer, sabun cuci tangan, tisu basah, bahkan memakai sarung tangan. Belum lagi setelah pulang dari bepergian kita harus cuci tangan dan langsung mandi mengganti pakaian yang tadi kita pakai sebelum berinteraksi dengan orang rumah, karena kita sayang mereka.

Selagi menjalankan WFH, ada beberapa hal lain yang mungkin juga dapat dilakukan sembari mengisi waktu luang pada masa pandemi di rumah seperti berkebun dan berbudidaya ikan dengan lahan yang terbatas. Di tengah pandemi corona yang serba sulit, Budi Daya Ikan Dalam Ember (Budikdamber) bisa menjadi pola bisnis perikanan sederhana di masa depan. Biaya pembuatan Budikdamber juga sangat terjangkau dibandingkan dengan teknik pembuatan kolam ikan kovensional. Ikan yang dipilih adalah ikan lele, patin, sepat, betok, gabus, dan gurame, yang tahan dengan oksigen rendah, sangat kuat dan tidak memerlukan mesin gelembung udara. Budikdamber juga dapat dikombinasikan dengan aquponik sederhana yaitu dengan menanam kangkung, selada, dan kemangi diatasnya yang ditanami dengan media arang di dalam gelas plastik yang diberi kawat dan dikaitkan di sekeliling ember.

Langkah ini juga sangat baik untuk pemenuhan kebutuhan sayur, tidak perlu membeli di warung dan tentunya ini sangat menyenangkan karena dari hasil budidaya sendiri.Budidaya ikan dalam ember dengan sistem aquaponik berpeluang meningkatkan kebutuhan akan protein hewani dan sayuran serta memudahkan masyarakat mendapatkan ikan dan sayur di lingkungan tempat tinggal. Dengan begitu, kita tidak perlu menyimpan ikan dan sayuran di dalam kulkas, tinggal ambil langsung dari ember kapan kita membutuhkan. Cara ini sangat baik dikembangkan di rumah-rumah, panti asuhan dan tempat-tempat pengungsian karena bencana atau daerah perkotaan dengan lahan sempit.

Mahasiswi KKN TIM II Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Departemen Perikanan Tangkap Universitas Diponegoro Semarang, melakukan sosialisasi pengenalan Akuaponik Teknik “Budikdamber” yang berlatar belakang 60% ibu rumah tangga di Desa Mertoyudan Kec. Mertoyudan, Kabupaten Magelang yang tidak bekerja dan tidak mempunyai pemasukan di masa pandemi ini. Sosialisai secara daring melalui platform  zoom dilaksanakan pada Kamis, 28 Juli 2021 dengan presentasi menggunakan Microsoft PowerPoint. Selain itu, dibagikan pula brosur dan video mengenai materi terkait program sosialisasi melalui forum warga di WhatsApp.

Gambar 1: Pelaksanaan Program Sosialisasi dengan Warga Desa Mertoyudan

Konsepnya sederhana dan yang jelas tidak membutuhkan modal yang besar dan tidak memerlukan ruangan atau kolam yang luas. Cukup satu ember besar dengan kapasitas 80 liter untuk 70 ekor benih ikan lele. Selain ember, hal yang juga dibutuhkan adalah beberapa pot plastik dari air mineral/net pot, kemudian media tanam seperti arang, dan juga kapas. Bibit ikan yang digunakan bisa seperti gurami, lele atau nila. Kemudian untuk bibit sayuran dapat berupa kangkung, sawi dsb.

Gambar 2: Alat dan Bahan yang Dibutuhkan

Penyusunan dimulai dengan melubangi tutup ember kemudian memasukkan bibit ikan kedalam ember dibarengi dengan pengisian air. Selanjutnya menyusun set tanaman yang terdiri dari net pot dan memasukkan media tanam beserta bibit sayuran yang telah disiapkan, kemudian net pot diletakkan di tutup ember yang telah dilubangi. Budikdamber itu juga sangat cocok diterapkan oleh lintas masyarakat, khususnya bagi mereka yang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri selama pandemi COVID-19 dan memberikan pengalaman baru. Selain bergerak dibidang perekonomian, budikdamber menjadi salah satu wadah kegiatan ibu rumah tangga dalam pemanfaatan lahan pekarangan yang belum dimanfaatkan dengan maksimal.

Penulis : Nadia Rifiana Safitri/Perikanan Tangkap 2018/FPIK UNDIP

Dosen Pembimbing Lapangan: dr. Rani Tiyas Budiyanti, M.H.