Mahasiswa UNDIP Melaksanakan Edukasi dan Pelatihan Budidaya Microgreen sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat Di Tengah Pandemi Covid-19 dengan Pemanfaatan Barang Bekas
Magelang (02/08) – Kondisi Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung menuntut masyarakat untuk tetap beraktifitas di rumah. Bercocok tanam memiliki peluang besar untuk masyarakat agar lebih produktif di saat kondisi seperti ini. Di samping itu, adanya barang bekas disekitar rumah dapat digunakan sebagai wadah untuk bercocok tanam.
Banyaknya barang bekas yang tidak terpakai menjadi peluang pemanfaatan kembali barang-barang tersebut. Kegiatan masyarakat yang dilakukan di rumah, mendukung program ini untuk mengisi waktu dengan kegiatan bermanfaat yang murah dan mudah untuk membantu menekan biaya pengeluaran kebutuhan sehari-hari. Salah satunya yaitu digunakan untuk budidaya sayuran microgreen.
Microgreen merupakan teknik menanam sayuran yang bisa dipanen dalam rentang waktu 7-14 hari. Sama seperti sayuran dewasa, microgreens juga mengandung berbagai nutrisi seperti vitamin, mineral, serat, dan zat besi. Meskipun ukurannya kecil, beberapa penelitian menunjukkan bahwa nutrisi dalam microgreens mencapai 9 kali lebih banyak dibandingkan sayuran biasa. Microgreens juga mengandung antioksidan tinggi. Sehingga microgreen tepat dikonsumsi masyarakat pada kondisi pandemi ini.
Oleh karena itu, Putri Rofaida selaku mahasiswa KKN Tim II UNDIP melaksanakan program pelatihan budidaya microgreens dengan pemanfaatan barang bekas. Program ini bertujuan untuk mengedukasi mengenai budidaya microgreens, meningkatkan minat remaja untuk berkebun, dapat memanfaatkan barang bekas di sekitar rumah dan memberdayakan masyarakat di tengah pandemi covid-19 dengan kegiatan produktif.
Program ini dilaksanakan pada hari Minggu, 1 Agustus 2021 yang melibatkan masyarakat RT 01 Dusun Kertodadi, Desa Bumirejo usia remaja. Metode pelaksanaan program ini dengan cara ceramah, demonstrasi praktik dan diskusi di salah satu rumah masyarakat RT 01.
Ketika program berlangsung peserta pelatihan mengerjakan soal pre-test dan post-test yang sudah disediakan tentang microgreens untuk mengukur pemahaman peserta mengenai materi microgreens yang disampaikan. Peserta juga diberikan modul sebagai buku pegangan dalam budidaya microgreens. Jenis tanaman yang dijadikan contoh adalah kangkung dengan masa panen sekitar 10-14 hari.
Program ini berjalan dengan lancar dan disambut antusias oleh peserta pelatihan. Diharapkan dengan dilaksanakannya program ini dapat meningkatkan minat remaja untuk berkebun, masyarakat dapat mengonsumsi makanan bergizi tinggi dengan murah dan nantinya dapat memanfaatkan microgreens secara komersil.
Reporter : Putri Rofaida Azizatul Muniroh | Editor : Yanuar Yoga Prasetyawan, S.Hum., M.Hum.