#Banyaknya Manfaat Vegetasi dalam Upaya Pengendalian Erosi di Sungai Bodas

Kegiatan KKN Tim II Universitas Diponegoro di tahun 2021 ini mengambil tema “Sinergi Perguruan Tinggi dengan Masyarakat Dimasa Pandemi Covid 19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) melalui Kegiatan Kuliah Kerja Nyata”. Sehingga walaupun dilaksanakan dalam kondisi yang cukup terbatas akibat pandemi Covid-19 yang hingga saat ini pun belum berakhir, kegiatan KKN tetap dilaksanakan sesuai dengan arahan dan protokol kesehatan tanpa mengurangi esensi dan tujuan dari KKN tersebut.

Oleh karena itu, sesuai dengan tema dan tujuan dari KKN Universitas Diponegoro, maka penulis sebagai salah satu peserta KKN telah melaksanakan dua program sesuai dengan bidang keilmuan, dalam hal ini yaitu bidang geologi. Kedua program tersebut antara lain membuat peta potensi gerakan tanah untuk memetakan persebaran tingkat kerawanan wilayah terhadap gerakan tanah di Desa Bodaskarangjati, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, mengingat secara kondisi geologi wilayahnya pun termasuk rawan dan memiliki banyak zona lemah. Kemudian untuk program kedua yaitu upaya pencegahan erosi sungai dengan metode konservasi menggunakan vegetasi pencegah erosi.

Program kedua tersebut dilaksanakan di Sungai Bodas, yang mana merupakan sungai terbesar yang melewati desa Bodaskarangjati. Tingkat erosi maupun sedimentasi di sungai tersebut memang cukup tinggi dan menimbulkan ketidakseimbangan yang berdampak buruk bagi lingkungan di sekitarnya. Jalan-jalan desa yang berada di sisi sungai mengalami kerusakan akibat erosi yang semakin mengikis kearah pemukiman. Sementara itu di sisi lain sungai, sedimentasi juga cukup tinggi dan menumpuk sehingga aliran menjadi semakin mengarah ke arah pemukiman dan tentu mengancam kehidupan masyarakat yang tinggal di sekitar sungai.

Gambar 1. Tanah yang terkikis di sisi Sungai Bodas
Gambar 2. Endapan sedimen di sisi lain Sungai Bodas

Oleh karena itu, dilaksanakanlah program pengendalian erosi sungai menggunakan vegetasi dengan memberikan bibit tanaman pencegah erosi kepada masyarakat. Selain itu dilakukan juga sosialisasi terkait pengendalian erosi sungai melalui media poster yang ditempelkan di pos-pos patrol yang ada di sekitar sungai sehingga mampu menjangkau masyarakat yang lebih luas. Penggunaan tanaman tersebut selain membutuhkan biaya yang lebih murah, juga lebih praktis dan bisa dilakukan secara mandiri oleh masyarakat, lingkungan pun akan semakin hijau dan terjaga kelestariannya. Tanaman yang digunakan yaitu pandan (Pandanus ammaryllifolius) yang memiliki akar kuat dan panjang sehingga mampu menahan partikel tanah agar tetap solid. Tanaman ini juga memiliki nilai ekonomis dan estetis karena bisa digunakan sebagai bahan kerajinan dan masakan sehingga dapat dikembangkan lagi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.

Gambar 3. Penempelan poster terkait pengendalian erosi sungai menggunakan vegetasi
Gambar 4. Penyerahan bibit tanaman pandan sebagai vegetasi pencegah erosi kepada warga

Dengan dilaksanakannya program tersebut diharapkan dapat menjadi salah satu upaya pengendalian erosi di Sungai Bodas. Sekaligus menjadi metode alternatif yang lebih ramah lingkungan disamping membangun sempadan yang telah dilakukan oleh pemerintah desa sebelumnya. Selain sebagai metode alternatif pengendalian erosi, penggunaan tanaman tersebut juga diharapkan dapat mendatangkan manfaat lain yang bisa meningkatkan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat sekitar. Sehingga baik keberlanjutan lingkungan maupun pemberdayaan masyarakat di masa pandemi ini pun diharapkan dapat meningkat dan bermanfaat bagi banyak pihak.

Dianti – Teknik Geologi Universitas Diponegoro

NIM 21100118120032

Dosen Pembimbing : Ir. Hermin Werdiningsih, M. T.

Desa Bodaskarangjati, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah