Jadi Langganan Banjir, Mahasiswa Undip Edukasi Warga Mangkang Wetan Dengan”Cegah Banjir Agar Lingkungan Tetap Sehat”
Semarang, 04/08/2021, Pandemi Covid-19 belum berakhir, di tengah-tengah maraknya wabah virus corona di Indonesia khususnya Kota Semarang atau Kota Atlas ini meskipun memasuki musim kemarau, namun yang terjadi adalah cuaca berawan dan bahkan masih sering hujan. Terutama menjelang sore hingga malam hari. Fenomena cuaca ini dibenarkan oleh Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Semarang Berdasarkan analisanya, kondisi ini dikarenakan suhu muka laut di wilayah Indonesia yang sedang hangat, kemarau mengakibatkan banjir di lokasi Mangkang wetan sehingga menyebabkan lingkungan dilokasi Mangkang Wetan menjadi kurang bersih dan sehat.
Meningkatnya urbanisasi di wilayah pesisir mengakibatkan dampak yang sangat besar.
Meningkatnya urbanisasi di wilayah pesisir mengakibatkan dampak yang sangat besar. Salah satunya adalah perubahan penggunaan lahan yang tidak memperhatikan daya dukung lahan. Semakin banyaknya kegiatan manusia mengakibatkan meningkatnya kebutuhan air. Kebutuhan air yang bersih akan menimbulkan pemanfaatan air tanah secara besar-besaran atau eksploitasi air tanah. Eksploitasi air tanah menimbulkan penurunan volume/debit pengisian kembali air tanah. Pemompaan air tanah yang melebihi daya dukung air yang tersedia tanpa memperhatikan kemampuan pengisian kembali dapat mengakibatkan penurunan muka air tanah. Penurunan muka air tanah ini dapat menyebabkan amblesnya permukaan tanah dan intrusi air laut sehingga menyebabkan Mangkang wetan menjadi lokasi rawan banjir.
Mahasiswa Undip melakukan edukasi warga Mangkang Wetan dengan “Cegah Banjir Agar Lingkungan Tetap Sehat”, salah satu dampak dari banjir dan lingkungan yang kurang sehat adalah munculnya penyakit Diare. Diare merupakan penyakit yang sering terjadi saat banjir. Karena bakteri penyebab diare, seperti cholera, shigellosis dan salmonella cepat berkembang biak saat banjir. Rawan terjadi infeksi epidemi yang dapat ditularkan secara langsung dari air, yaitu leptospirosis. Penularan terjadi melalui kontak kulit dan selaput lendir dengan air, tanah atau vegetasi basah. Asalnya penyakit ini didaptkan dari urine hewan.
Pelaksanaan edukasi ini dilakukan secara langsung oleh warga setempat dan tetap mematuhi protokol kesehatan serta 5M. Pemasangan poster banjir juga dilakukan di kelurahan Mangkang Wetan. “Memang daerah Mangkang Wetan terutama bagian utara pesisir laut rawan banjir (Rob) apalagi pada saat musim hujan, dapat transferan air dari perbukitas atas dan mengalirnya pasti kelaut” kata Ibu Umul Khoirot.
Mahasiswa Universitas Diponegoro yang tergabung dalam kelompok KKN UNDIP Tim II 2020/2021, di bawah arahan dosen pembimbing Abdi Sukmono, ST., MT. mengajak serta mengedukasi setiap warga Mangkang Wetan, Tambak Sari dan sekitarnya. Risikonya bisa dicegah saat banjir tiba. Selalu jaga kebersihan lingkungan sekitar. Semisal banjir, segera bersihkan rumah Anda agar tidak menularkan penyakit.
Penulis: Lidya Roshella Khalikta Putri
Editor: Abdi Sukmono, ST., MT.
Semarang, 04 Agustus 2021