HIPERTENSI MENJADI KOMORBID YANG BERBAHAYA SAAT PANDEMI, MAHASISWA UNDIP BERIKAN PENCEGAHAN HIPERTENSI KEPADA WARGA SEKITAR.

Leaflet Hipertensi

Ciangsana, Kabupaten Bogor (04/08) Hipertensi sampai saat ini merupakan salah satu penyakit yang paling tinggi penderitanya di Indonesia, bahkan secara global. Kasus yang cukup tinggi juga di alami di wilayah Bogor, Jawa Barat. Hipertensi juga dianggap dapat memperburuk kondisi seseorang, dan dipengaruhi oleh banyak hal seperti makanan, aktivitas sehari-hari bahkan dapat dipengaruhi oleh faktor genetik. Hipertensi juga dapat dipengaruhi olehfaktor stress dan obesitas yang semakin meningkat selama terjadinya pandemi Covid-19. Hipertensi dapat memperparah kondisi seseorang yang mengalami penyakit menular.

Pengertian tekanan darah tinggi atau dapat disebut hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah peningkatan tekanan darah sistolik diatas batas normal, yaitu lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90mmHg. Pada wilayah Bogor, angka penyakit hipertensi terus meningkat setiap tahunnya, dan pada data di tahun 2018, penyakit hipertensi sudah mencapai 47.372 kasus. Sehingga dapat memperburuk kondisi seseorang di masa pandemi Covid-19 ini.

Dengan meningkatnya kasus hipertensi secara terus menerus tiap tahunnya, Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro pun melakukan program pencegahan hipertensi pada salah satu programnya di KKN tahun 2020/2021 ini. Pencegahan hipertensi dilakukan dengan cara membagikan e-leaflet kepada warga di wilayah RT tempat tinggalnya yaitu RT 02 RW 44 Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemberian e-leaflet dilakukan secara daring melalui ketua RT setempat untuk mencegah angka penularan Covid-19 dan juga lebih efektif dikarenakan warga dapat langsung membaca melalui handphone masing-masing secara mudah.

Selain membagikan e-leaflet kepada warga sekitar, post-test pun juga dilakukan melalui google form untuk mengetahui apakah warga sekitar sudah cukup paham mengenai faktor penyebab dan pencegahan hipertensi tersebut.

Semoga dengan adanya program yang sederhana ini mampu mewujudkan penurunan kasus hipertensi dan juga kematian akibat hipertensi sebagai penyakit bawaannya.

Reporter : Satrio Udiono | DPL : Solikhin, S.Si, M.Sc

Jumlah peserta Post-Test program gabungan pencegahan diabetes melitus, hipertensi dan obesitas