Kasus Covid-19 Melonjak, Stigma Sosial pun Marak! Mahasiswa Undip Serukan Sosialisasi Stop Stigma Negatif melalui Poster dan Video Interaktif
SEMARANG, Srondol Wetan (05/08/2021) – Terjadinya second wave pandemi Covid-19 di Indonesia berdampak pada berbagai bidang dan lapisan masyarakat. Di tengah lonjakan kasus, muncul stigma negatif terhadap penderita dan penyitas Covid-19. Dikutip dari laman resmi Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Bali, stigma sosial merupakan asosiasi negatif terhadap seseorang atau sekelompok orang yang mengalami gejala atau menyandang penyakit tertentu.
Bersumber pada situs resmi WHO (World Health Organization), terdapat tiga penyebab utama munculnya stigma terkait Covid-19 di masyarakat yaitu pertama karena Covid-19 merupakan penyakit yang baru dan masih banyak hal yang tidak diketahui tentang ini, kedua karena ketakutan masyarakat terhadap hal-hal yang tidak diketahui, dan ketiga adalah karena masyarakat mudah untuk mengaitkan ketakutan tersebut dengan “orang lain”. WHO menyatakan bahwa stigma dapat mendorong orang untuk menyembunyikan status kesehatan mereka demi menghindari diskriminasi, menghambat orang untuk segera menghubungi layanan kesehatan, dan mematahkan semangat orang dalam mengadopsi perilaku sehat. Hal tersebut tentu berimbas pada percepatan laju penyebaran virus Covid-19.
Berdasarkan saluran YouTube KOMPASTV pada tanggal 2 Agustus 2021, stigma masyarakat membuat banyak pasien Covid-19 takut untuk lapor dini. Sedangkan pelaporan pada satgas setempat diperlukan, selain untuk mempermudah tracing, juga guna memantau perkembangan kondisi pasien kala isolasi mandiri berlangsung. Parahnya, stigma ini pun membawa dampak bagi penyitas Covid-19 sehingga mereka harus menegarkan diri untuk menghadapi fenomena tersebut meski masa isolasi mandiri telah usai.
Hal serupa juga terjadi di RT 10/RW 02 Kelurahan Srondol Wetan. Dari keterangan seorang warga yang saat itu sedang menjalankan isolasi mandiri, awalnya, biarpun sudah mengalami gejala, beliau enggan untuk memeriksakan diri ke rumah sakit. Salah satu alasannya adalah takut diberi label sebagai “pembawa virus” dan didiskriminasi oleh masyarakat. Lantas, konsekuensi yang harus beliau terima akibat tindakan tersebut yakni seorang anggota keluarga yang merawatnya di rumah pun ikut terpapar Covid-19. Kejadian-kejadian serupa tentu akan berdampak semakin buruk jika tidak segera diatasi. Oleh sebab itu, mahasiswa Undip bernama Anisya Permata Gowa dari Jurusan S-1 Sastra Inggris menjalankan sebuah program dalam kegiatan KKN Tim II tahun 2021 bertajuk “Sosialisasi Stop Stigma Negatif pada Penderita dan Penyitas Covid-19 bagi Warga RT 10/RW 02 melalui Poster dan Video Interaktif”.
Program ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat, terutama warga RT 10/RW 02, Kelurahan Srondol Wetan, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, agar dapat memberi dukungan bagi penderita dan penyitas Covid-19. Dengan tercapainya hal tersebut, masyarakat yang sudah bergejala atau telah melakukan kontak erat dengan penderita Covid-19 tidak perlu ragu lagi untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Selain itu, masyarakat juga mendapatkan edukasi dan informasi faktual tentang Covid-19. Kegiatan ini merupakan bentuk upaya untuk membantu menanggulangi penyebaran virus Covid-19. Rangkaian kegiatan dalam program ini dimulai dari mendata warga yang berpartisipasi dalam pembuatan video interaktif, membagikan video interaktif sebagai bentuk sosialisasi melalui WhatsApp Group, WhatsApp Story, dan Instagram Reels, menempelkan poster di titik yang sering dikunjungi warga, dan membagikan hand sanitizer kepada warga yang berpartisipasi. Video interaktif berisi ajakan untuk menghentikan stigma, sedangkan poster memuat informasi terkait pengertian, sebab, akibat, dan cara mengatasi stigma negatif agar tidak terus menjalar.


Pelaksanaan program ini mendapatkan tanggapan positif dari warga setempat. Diharapkan program ini dapat menciptakan lingkungan yang positif untuk saling mendukung dan membantu sebagai upaya bersama untuk menanggulangi pandemi Covid-19. Semoga kedepannya tidak ada lagi warga yang menyembunyikan status kesehatannya apalagi menolak untuk melakukan pemeriksaan medis atau swab test saat sudah jelas bergejala. Sekali lagi ayo serukan #Stopstigmanegatifpadapenderitadanpenyitascovid19 dan #Ayosalingberidukungan.
Penulis : Anisya Permata Gowa – S1 Sastra Inggris – FIB – 13020118130072
DPL : Dr. Harjum Muharam, S.E., M.E.