KUNJUNGAN TIM II KKN UNDIP : HEBOH UMKM AYAM PETELUR RINTISAN PEMUDA DUKUHMULYO

Pelaksanaan KKN selama 2 minggu, Tim II KKN Dukuhmulyo telah melaksanakan beberapa kali survei dan koordinasi dengan perangkat desa setempat. Perangkat desa yang telah dikunjungi yaitu Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kamituwo, dan Kabayan. Salah satu dari perangkat desa yang berperan penting dalam pergerakan pemuda desa adalah Kabayan. Dalam struktur pemerintahan desa, Kabayan bertugas dalam pelaksanaan pembinaan pendidikan, pariwisata, informasi telekomunikasi, peranan wanita, pengkreditan desa, menyiapkan sarana serta pertimbangan dalam menyusun kegiatan pemuda desa dan olahraga. Pada pelaksanaan tugasnya, kabayan bertanggung jawab langsung kepada kepala desa. Kabayan dituntut untuk mampu bekerjasama dan aktif berkomunikasi dengan warga desa khususnya para pemuda. Di desa Dukuhmulyo, Kabayan dijabat oleh seorang pemuda kelahiran tahun 1996 bernama Rian Sandi. Selain menjabat sebagai kabayan, ia juga merupakan pemilik UMKM ayam petelur.

tampak dalam kandang ayam petelur

Minggu (23/07) Tim II KKN Desa Dukuhmulyo melakukan kunjungan ke UMKM ayam petelur yang terletak di dusun Tengahan RT IV RW II desa Dukuhmulyo. UMKM ini baru berdiri 3 bulan yang lalu namun telah memiliki progress yang cukup pesat. Dalam menjalankan usaha ini, Rian yang hanya tamatan SMA mampu mengelola 250 ayam seorang diri. Setiap harinya UMKM ini rata rata menghasilkan 55 kg telur. Untuk pemasaran hasil telurnya, Rian langsung menjualnya ke pengepul dan harga yang dipatok oleh pengepul bergantung pada harga harian telur yang disepakati oleh persatuan pengusaha ayam petelur. Saat ini, 1 kg telur dihargai sebesar Rp 20.000,- dan pendapatan kotor yang diperoleh sebesar Rp 1.100.000,- setiap harinya. Sedangkan biaya  pengeluaran untuk pakan ayam setiap harinya sebesar Rp 1.000.000,-.

Selama 3 bulan tersebut, tentunya Rian menghadapi berbagai tantangan dan hambatan dalam peningkatan usahanya. Harga telur yang fluktuatif terkadang menjadi kendala meskipun kini harga telur relatif stabil. Selain itu, dengan modal yang terbatas tentunya Rian belum berani memasarkan telurnya ke wilayah yang lebih luas. Sampai saat ini Rian masih menjual langsung telurnya ke pengepul karena jika menjual hasil telurnya langsung ke warga akan terlalu beresiko karena mengancam keberlangsungan usaha warga terutama warung-warung kecil yang mengambil keuntungan dari penjualan telur tersebut. Meskipun usaha ini belum terlalu besar, tetapi UMKM ini memiliki prospek untuk berkembang terlebih dengan pemilik usaha yang masih muda, aktif sebagai perangkat desa yang tentunya memiliki banyak inovasi dan relasi. Oleh karena itu, kami memilih UMKM ini sebagai bagian dari program kerja multidisiplin. Nantinya, kami akan membantu Rian dalam hal inovasi pengemasan produk, penjagaan kualitas serta strategi pemasaran agar nantinya hasil telur tidak hanya dipasarkan di wilayah desa Dukuhmulyo namun juga merambah ke pusat kota Pati. Pemuda seperti Rian patut dicontoh karena telah berani merintis usahanya sendiri, bekerja keras, bertanggung jawab dan tetap peduli terhadap masyarakat khususnya warga yang memiliki usaha warung kecil.