BOR TINGGI!! MAHASISWA UNDIP DESAIN SHELTER ISOLASI MANDIRI

Semarang (06/08/21) – Meningkatnya kasus COVID-19 menyebabkan naiknya bed occupancy ratio di rumah sakit. Hal ini mendorong tenaga kesehatan untuk memprioritaskan pasien dengan gejala sedang hingga berat. Pasien dengan gejala ringan dan tanpa gejala didorong melakukan isolasi mandiri karena tidak tersedianya kamar perawatan COVID-19 namun dengan padatnya pemukiman warga dibutuhkan tempat isolasi mandiri yang khusus agar dapat mencegah penularan di komunitas.

Di Kelurahan Tembalang, luas bangunan rata-rata berukuran ±72 m2. Berdasarkan hal tersebut maka dipilih luas bangunan tersebut sebagai tempat isolasi mandiri. Dalam hal ini orang yang dinyatakan positif COVID-19 dengan gejala ringan dan tanpa gejala ditempatkan dalam 1 shelter isolasi mandiri swadaya masyarakat.

Shelter Isolasi Mandiri
(Sumber : Istimewa)

Program dilaksanakan dengan melakukan survei secara luring dan daring. Lalu dilakukan perencanaan arsitektur dan struktur sebelum digambar 2D dan 3D. Perencanaan arsitektur didasarkan pada buku protokol kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

Kamar Isolasi Mandiri
(Sumber : Istimewa)

Selain merencanakan shelter isolasi mandiri, juga dilaksanakan edukasi isolasi mandiri berupa booklet dan sosialisasi daring. Edukasi yang dilakukan diharapkan meningkatkan kesadaran dan kapasitas masyarakat dalam menghadapi pandemi COVID-19.

Harapan masyarakat kasus positif COVID-19 segera melandai dan menurun hingga tidak ada kasus positif COVID-19 di Kelurahan Tembalang. Dalam pembangunan rumah isolasi masyarakat berharap dapat dibangun dengan anggaran pemerintah agar jika ada bencana pandemi atau lainnya di Kelurahan Tembalang bisa segera mendapatkan penanganan lebih cepat.

Penulis                         : Paulus Kevin (Teknik Sipil, Universitas Diponegoro)

Pembimbing                : Zaki Ainul Fadli, S.S., M.Hum.