POSBINDU DITIADAKAN, MAHASISWA UNDIP DATANGI RUMAH-RUMAH LANSIA! ADA APA?
Desa Kembang, Pacitan (6/8). Posbindu (Pos Binaan Terpadu) yang menjadi wadah rutin bagi masyarakat dalam melakukan pemeriksaan kesehatan kini sudah lama tidak beroperasi. Adanya kebijakan mengenai pemberhentian sementara kegiatan Posbindu mengakibatkan terhentinya juga monitoring kesehatan masyarakat khususnya bagi lansia yang termasuk ke dalam usia rentan terpapar PTM (Penyakit Tidak Menular). Turut prihatin dengan permasalahan tersebut, mahasiswa yang saat ini sedang tergabung dalam TIM II KKN UNDIP 2021 memunculkan ide alternatif berupa pengadaan Cek Kesehatan yang diperuntukkan khusus bagi lansia. Kegiatan Cek Kesehatan tersebut dilaksanakan selama dua hari berturut-turut yaitu pada tanggal 24–25 Juli dengan sasaran utamanya adalah para lansia di RT 02 RW 03 Dusun Sedayu, Desa Kembang. Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara door to door mulai dari pengukuran tekanan darah, denyut nadi, suhu, tinggi badan hingga berat badan layaknya kegiatan yang biasa dilakukan di Posbindu.
Pandemi Covid-19 yang tengah terjadi hampir di seluruh belahan dunia tidak terkecuali negara Indonesia yang juga turut merasakan dampaknya dalam berbagai sektor, salah satunya yaitu pada sektor kesehatan dimana terdapat penetapan kebijakan bahwa Posbindu (Pos Binaan Terpadu) yang ada di desa-desa ditiadakan untuk sementara waktu. Salah satu desa yang juga merasakan hal ini yaitu Posbindu Lansia yang ada di Desa Kembang. Seperti yang kita ketahui bahwa salah satu tujuan yang terkandung dalam pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu mewujudkan kehidupan sehat dan sejahtera bagi seluruh masyarakat di segala usia. Berdasarkan pernyataan tersebut maka pemantauan kesehatan masyarakat sangatlah perlu, tidak terkecuali bagi para lansia yang juga berperan sebagai subyek dalam pembangunan kesehatan. Terlebih menurut Data Riset Kesehatan (Riskesdas) tahun 2018 yang menyatakan bahwa penyakit terbanyak pada lansia adalah PTM (Penyakit Tidak Menular) seperti hipertensi, penyakit sendi, penyakit jantung, stroke, dsb. Berangkat dari hal ini, mahasiswa asal UNDIP menggagas sebuah program yang tujuannya adalah untuk meningkatkan status kesehatan khususnya bagi para lansia sebagai bentuk kontribusi dalam menyukseskan pencapaian kehidupan sehat dan sejahtera.
Mengingat adanya kebijakan pemerintah yang sedang digencarkan saat ini yaitu pemberlakukan PPKM bagi seluruh masyarakat Indonesia, tentunya pelaksanaan program kegiatan tidak serta merta jalan begitu saja tetapi sudah dipastikan bahwa pelaksanaanya telah mendapat izin dari pihak yang bertanggungjawab atas lokasi kegiatan. Dengan selalu menerapkan protokol kesehatan setiap saat, mahasiswa asal UNDIP tersebut memulai kegiatan hari pertamanya yaitu hari Sabtu, 24 Juli 2021. Untuk memulai kegiatan pastinya sudah dilakukan persiapan secara menyeluruh mulai dari penyediaan formulir pemeriksaan kesehatan lansia serta penyediaan alat-alat kesehatan sebagai penunjang pelaksanaan program kegiatan tersebut. Persiapan secara teknis juga tidak ketinggalan mengingat bahwa pelaksanaan kegiatan KKN tahun ini adalah dengan metode daring maka kelengkapan dokumentasi sangatlah penting sebagai saksi perjalanan kegiatan KKN dari awal hingga akhir. Setelah segala persiapan selesai dilakukan, akhirnya kegiatan dimulai dari rumah ke rumah para lansia yang ada di RT 02 RW 03 Dusun Sedayu, Desa Kembang hingga tercatat ada 5 rumah lansia yang berhasil dikunjungi dan dilakukan pemeriksaan kesehatan pada hari pertama. Bermodalkan alat-alat kesehatan dan ilmu yang sudah dipelajarinya selama di perkuliahan, dengan penuh keyakinan mahasiswa tersebut melakukan pemeriksaan kesehatan dengan sasaran utamanya adalah pemeriksaan tanda-tanda vital berupa tekanan darah, denyut nadi, suhu, tinggi badan hingga berat badan.
Sukses melaksanakan kegiatan pada hari pertama, mahasiswa tersebut mengadakan Cek Kesehatan Lansia kembali pada hari kedua yang diperuntukkan bagi lansia yang belum sempat terjangkau pada hari pertama. Sama halnya dengan hari pertama, pelaksanaan program kegiatan pada hari kedua juga melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital lansia dan terdapat 5 rumah juga yang berhasil dikunjungi. Namun, ada sedikit yang berbeda pada hari kedua yaitu ketika melakukan kunjungan ke rumah Ibu Sukarmi. Saat dilakukan sedikit wawancara mengenai kondisi kesehatannya, ternyata Ibu Sukarmi mengidap penyakit Diabetes Mellitus yang cukup lama dan seminggu lagi akan dilakukan kontrol gula darah di rumah sakit. Bertepatan dengan pelaksanaan program kegiatan yang sedang dijalankan oleh mahasiswa asal UNDIP tersebut, maka saat kunjungan ke rumah Ibu Sukarmi tidak hanya dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital saja tetapi juga dilakukan pengecekan gula darah dan hasilnya ternyata kadar gula darah beliau masih tinggi. Alhasil edukasi singkat pun juga dilakukan dengan harapan dapat membantu Ibu Sukarmi agar lebih bijak dalam menghadapi penyakit yang dideritanya.
Pelaksanaan program kegiatan yang berlangsung selama dua hari tersebut tidak hanya melakukan pemeriksaan kondisi kesehatan saja, tetapi sekaligus membagikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) bagi para lansia. Tidak hanya fokus terhadap kondisi fisiknya saja, tetapi mahasiswa asal UNDIP tersebut juga memerhatikan pemenuhan kebutuhan nutrisi dari para lansia. Berdasarkan hasil pemeriksaan, masih terdapat lebih dari 2 orang lansia yang memiliki IMT tergolong berat badan kurang. Oleh karena itu, sebagai salah satu upaya dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi para lansia maka mahasiswa asal UNDIP tersebut juga membagikan PMT dengan harapan terjadi peningkatan selera makan dan berat badan dari para lansia tersebut.
Pelaksanaan program kegiatan disambut baik oleh antusiasme dan sikap kooperatif dari para lansia yang merasa senang ketika diperiksa kondisi kesehatannya. Tidak jarang anggota keluarga dari para lansia tersebut juga meminta diukur tekanan darahnya untuk melihat apakah berada dalam rentang normal atau tidak. Dengan diadakannya program kegiatan seperti ini, para lansia mengaku bahwa keberadaan mahasiswa asal UNDIP tersebut sangat membantu. “saya mau mengucapkan terimakasih ya mbak sudah diperiksa kesehatannya, soalnya saya sudah lama tidak cek tensi jadi senang sekali pas sampeyan datang ke rumah mau meriksa saya”, ucap salah satu lansia yang mengungkapkan perasaannya setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan. Pesan dari para lansia yaitu agar kegiatan seperti ini tidak hanya berhenti sampai disini saja, tetapi mereka juga berharap apabila sewaktu-waktu membutuhkan bantuan seperti pengukuran tekanan darah agar bisa dibantu oleh mahasiswa asal UNDIP tersebut. Tidak jarang juga dari para lansia yang mendoakan agar kelak sukses dan bisa bermanfaat untuk orang-orang sekitar.
Penulis: Khofifah Noviyanti (Fakultas Kedokteran/Ilmu Keperawatan 2018)
Dosen Pembimbing Lapangan: Dr. Ir. Dwi Haryo Ismunarti, M.Si