“SI KECIL” ALTERNATIVE HIDROPONIK YANG PUNYA BENEFIT TINGGI, MAHASISWA KKN UNDIP KENALKAN URBAN FARMING MICROGREENS SEBAGAI POTENSI USAHA BARU DAN UPAYA HEALTHY LIFE CAMPAIGN SAAT PANDEMI.
TEMULUS, KUDUS (28/07/21) – Hadirnya virus covid-19 di Indonesia semenjak awal tahun 2020 tentu menjadi sebuah mimpi buruk bagi seluruh masyarakat, tak terkecuali bagi masyarakat Kabupaten Kudus. Bagaimana tidak? Pasalnya, hadirnya virus ini mampu meluluhlantahkan semua sector yang ada, baik sector politik, hukum, budaya, dan yang paling terasa ialah sector ekonomi. Menurut laporan keuangan dari kemenkeu.go.id, Ekonomi Indonesia tahun 2020 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar -3,49% (YoY) dan membaik dari triwulan sebelumnya yang sebesar -5,32% (YoY). Pertumbuhan minus tersebut tentu memberikan arti yang mendalam bagi sejumlah pihak. Apalagi sejak pemerintah Indonesia memberlakukan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di awal Juli untuk wilayah Jawa-Bali menyebabkan mobilitas masyarakat menjadi terbatas. Hal tersebut dilakukan pemerintah sebagai upaya untuk menekan laju covid-19 yang akhir-akhir ini mengalami lonjakan drastis di sejumlah wilayah khususnya wilayah Jawa-Bali. Himbauan DI RUMAH SAJA bagi masyarakat juga tidak henti-hentinya digemakan.
Namun, hadirnya KKN UNDIP PULANG KAMPUNG di tengah kegelisahan masyarakat diharapkan mampu memberikan warna baru, khususnya bagi masyarakat Desa Temulus RT 02 RW 03 Kab.Kudus. Dimana warna baru tersebut berupa ajakan bagi masyarakat Desa Temulus untuk tetap produktif dan solutif di masa pandemi dengan melakukan sosialisasi edukasi dan pelatihan mengenai budidaya sayuran dengan Teknik tanam microgreens. Program KKN ini hadir sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat (Implementasi SDG’s) di tengah pandemi Covid-19. Tidak dipungkiri bahwa teknik tanam ini memang terdengar sedikit asing di telinga masyarakat temulus, Kebanyakan dari mereka hanya mengenal teknik tanam biasa dan hidroponik. Padahal ada banyak Teknik tanam yang bisa dilakukan masyarakat, khususnya pada saat seperti ini. Sama-sama mengusung minimasi lahan, namun Teknik ini jauh lebih berbeda dibandingkan hidroponik. Jadi Microgreens itu apasih?
Sebelum masuk kedalam pelaksanan program, kenalkan dulu secara singkat mengenai “si kecil” imut ini. Microgreens merupakan tanaman sayuran yang dapat dipanen dalam usia 7-14 hari setelah berkecambah. Di luar negeri, trend budidaya sayur yang dipanen pada usia muda sudah banyak dilakukan. Namun di Indonesia trend microgreens masih tergolong baru. Padahal, budidaya jenis ini memiliki potensi tinggi dalam meraup untung yang cukup banyak, dan cocok untuk dijadikan sebagai peluang bisnis di masa pandemi seperti sekarang ini. Selain dari sisi ajakan untuk tetap produktif di masa pandemi walaupun hanya dirumah saja, program ini juga hadir sebagai bentu jawaban atas rendahnya minat masyarakat di Desa Temulus utamanya warga RT 02 tentang budidaya tanaman sayuran karna dukungan keterbatasan fasilitas, pengetahuan dan biaya.
Adapun kegiatan dari program ini sendiri yakni dimulai dengan pemberian edukasi maupun pelatihan terhadap ibu-ibu rumah tangga dan kaula muda RT 02 dengan menggunakan media poster dan brosur sebagai penunjang informasi. Poster dan brosur tersebut mengandung segenap informasi mengenai serba serbi microgreens. Microgreens sendiri memiliki banyak keuntungan tersembuyi yang jarang orang tahu, diantaranya tanaman sayur hasil teknik microgreens dipercaya mengandung vitamin, mineral dan betakaroten lebih tinggi dibandingkan sayuran dewasa karna minim dari pestisida. Keuntungan lainnya adalah untuk menumbuhkan tanaman microgreens tidak memerlukan lahan dan skill khusus. Tanaman microgreens dapat dibudidayakan di rumah atau diletakkan di dekat jendela yang tidak terlalu terpapar sinar matahari. Peralatan yang dibutuhkan juga tergolong simpel,hanya butuh wadah kecil untuk dijadikan tempat penyemaian dan sayur bisa langsung dipanen dari wadah semai. Selain budidaya yang mudah dipelajari,usia panen sayur yang relatif singkat menjadi alasan trend microgreens digemari.
Selain itu, microgreens memiliki potensi dan peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Hal tersebut didukung dengan harga jual microgreens di pasaran yang berkisar antara Rp.850-Rp.2000/gram, sehingga usaha ini memiliki turnover berkali-kali lipat dari modal yang dikeluarkan. Disamping itu semua, budidaya microgreens juga dapat menjadi solusi sempurna untuk kaum urban yang sadar dan mengutamakan kesehatan. Tingginya kandungan nutrisi dalam microgreens dapat membantu mencukupi kebutuhan gizi keluarga, apalagi dimasa pandemi seperti saat ini. Diharapkan dengan pelatihan dan edukasi ini dapat memupuk minat masyarakat khususnya warga RT 02 RW 02 Desa Temulus baik yang tua maupun muda untuk semangat dalam berbisnis dan juga dapat dijadikan sebagai pemenuhan nutrisi di masa pandemi Covid-19.
Penulis : Anita Ariyani
Dosen Pembimbing Lapangan : Mahendra Pudji Utama, S.S., M.Hum.