STUNTING BISA BUAT ANAK BODOH?? Mahasiswa UNDIP Berikan Penjelasannya

Semarang (01/08) – Stunting adalah salah satu masalah kesehatan Indonesia yang penting untuk ditangani demi menciptakan generasi emas bagi masa depan Indonesia. Stunting atau kerdil adalah suatu kelainan yang dialami oleh anak-anak karena kekurangan gizi kronis dan mengalami infeksi berulang selama 1000 hari pertama setelah kelahirannya. Hal ini tentunya dapat menyebabkan gangguan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang berdampak untuk masa depannya. Indonesia menjadi negara ketiga tertinggi dengan kasus stunting tertinggi di dunia. Pada tahun 2019 sebanyak prevalensi stunting di Indonesia mencapai 27,67%, walaupun mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, angka ini masih di atas standar yang dianjurkan oleh WHO yaitu di bawah 20%.

Stunting berdampak kepada perkembangan otak anak, yang dapat menyebabkan gangguan dalam perkembangan fungsi kognisinya. Hal ini akan berdampak kepada kemampuan belajar anak, juga dapat menyebabkan prestasi anak di bawah rata-rata. Anak-anak yang mengalami stunting sebelum umur 2 tahun kemudian mengalami penambahan berat badan yang cepat setelah usia 2 tahun, maka anak tersebut berisiko mengalami overweight (kelebihan berat badan) atau obesitas. Tentunya hal ini akan menyebabkan meningkatnya risiko penyakit degeneratif lainnya, seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung, stroke, bahkan kanker. Selain itu stunting juga dapat menyebabkan gangguan metabolisme, gangguan pertumbuhan fisik (menjadi lebih pendek dari pada anak-anak seusianya), sistem imun yang tidak baik, juga penurunan kapasitas produktif.

Edukasi dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro pada Minggu, 1 Agustus 2021 kepada warga RT 05/ RW 04 Kelurahan Wonotingal, Kecamatan Candisari, Kota Semarang. Pada pemaparan ini dijelaskan penyebab dari stunting yaitu akibat kesehatan dan gizi ibu yang buruk, nutrisi yang tidak adekuat bagi bayi dan anak, infeksi, juga sanitasi yang buruk. Oleh karena itu, mahasiswa menjelaskan cara pencegahan stunting yaitu dengan memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil, memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, memberikan MPASI sehat sesuai dengan kebutuhan, terus memantau pertumbuhan dan perkembangan anak, juga selalu menjaga kebersihan lingkungan. Harapannya warga setempat semakin sadar dan bertanggung jawab dalam mencegah stunting tidak hanya dalam keluarga masing-masing, tetapi juga menyebarkan ilmu tersebut kepada orang lain.

Penulis: Shareen Michelle (Fakultas Kedokteran/Kedokteran)
DPL: Daud Samsudewa, SPt, M.Si, Ph.D.