Menjadi Momok Menakutkan, Warga Perlu Edukasi dan Sosialisasi tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Sleman (6/8/2021) – Permasalahan lingkungan yang dihadapi masyarakat perkotaan saat ini adalah masalah sampah. Persoalan sampah terus meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat kota yang tidak diimbangi dengan jumlah tempat pembuangan sampah yang kurang memadai, hingga akhirnya masyarakat memilih membuang tanpa aturan.
Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2021 dijadikan sebagai platform untuk memperkuat posisi sector pengelolaan sampah sebagai pendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia sekaligus sebagai perwujudan dari prinsip pengelolaan sampah berkelanjutan. Sector ekonomi dunia, termasuk Indonesia, dihantam keras oleh pandemic Covid-19 mengakibatkan pertumbuhan ekonomi negative, bahkan resesi.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) perekonomian Indonesia kuartal III 2020 pada 5 November 2020, dari 17 lapangan usaha yang ada, 7 sektor masih tumbuh positif dimana salah satunya adalah sector pengadaan air, pengelolaan sampah, dan limbah. Pengelolaan sampah dapat menjadi pendorong perekonomian nasional. Maka dari itu, pengelolaan sampah dapat menjadi salah satu faktor pendorong perekonomian nasional.
Sudah sejak lama, pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga sudah menjadi perhatian Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X. Ia pun meminta warga DIY untuk memperhatikan pengelolaan sampah tersebut melalui imbauan yang tercantum pada Surat Edaran Gubernur DIY Nomor 490/17558.
Untuk meminimalisir permasalahan sampah maka harus ada pengelolaan sampah sejak dari sumbernya. Pengelolaan sampah perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan serta dapat mengubah perilaku masyarakat.
Dalam rangka membantu pemerintah menanggulangi penyebaran Covid-19, Mahasiswa Universitas Diponegoro membuat program kerja KKN tentang Pembangunan Berkelanjutan dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang solusi pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Ambarukmo RT 09 RW 03 Kabupaten Sleman. Dalam edukasi pengolahan sampah, masyarakat dibekali pengetahuan untuk memilah sampah rumah tangga, yaitu sampah organik dan anorganik.
Sampah organik yang sudah dipilah kemudian diolah dengan metode composting. Hasilnya dapat dimanfaatkan untuk pupuk kompos, tambahan pakan ternak, urban farming, bahkan bisa diolah menjadi biogas.
Kemudian, sampah anorganik dapat didaur ulang menjadi sesuatu yang baru dan bermanfaat. Tindakan yang dapat dilakukan masyarakat antara lain mengurangi penggunaan kantong plastik, membawa kantong belanja sendiri, membawa botol minum sendiri, anti-penggunaan styrofoam, anti-sedotan plastik, dan lain sebagainya. Di samping itu, masyarakat juga diimbau untuk menerapkan dan menggunakan Tempat Pembuangan Sementara Reduce, Reuse, dan Recycle (TPS3R).
Setelah sosialisasi dilaksanakan, monitoring dan evaluasi juga dilakukan untuk memastikan edukasi dan sosialisasi yang diberikan dapat diterapkan dan diimplementasikan oleh masyarakat. Selain itu, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan sampah kembali melalui pembinaan warga dan peningkatan kinerja bank sampah.
Penulis : Hendra Rizqya Ardyansyah (Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro)
Dosen Pembimbing Lapangan : dr. Farmaditya Eka Putra, M.Si., Ph.D