AWAS IKAN BERFORMALIN! MAHASISWA KKN UNDIP MEMBERIKAN EDUKASI KEPADA MASYARAKAT

Poster Mengenai Cara Untuk Mengetahui Ikan yang Berformalin

Semarang(30/7). Mahasiswa Universitas Diponegoro memberikan edukasi mengenai pentingnya ketelitian dalam pemilihan ikan di pasar untuk dikonsumsi di rumah dikarenakan banyaknya pedagang ikan yang nakal. Para pedagang di pasar banyak yang bertingkah nakal seperti melakukan pengawetan ikan yang dijual supaya tetap segar dipandang oleh mata dan tetap menarik perhatian para pembeli dengan menggunakan formalin. Edukasi ini  dilakukan dengan mengirim materi ke warga via Whatsapp.

Edukasi Ikan konsumsi berbahan Formalin dan Ikan Konsumsi Segar dimulai dengan pengiriman brosur yang berisi materi tentang kandungan gizi ikan dan manfaat mengkonsumsi ikan yang mampu meningkatkan sistem imun tubuh sehingga baik dikonsumsi selama masa pandemi karena mengandung protein tinggi, serta tips memilih ikan segar tanpa formalin. Berdasarkan Standard Nasional Indonesia, ciri ikan berformalin adalah sebagai berikut :

  • Warna ikan pucat
  • Mata berwarna merah dan cekung
  • Daging cenderung berwana pucat dan keras saat ditekan menggunakan jari
  • Isi perut tidak utuh
  • Tidak berlendir
  • Insangnya berwarna merah tua pucat bukan merah segar dan kadang berlendir
  • Tidak mudah busuk
  • Tidak dihinggapi lalat
  • Keras, tegak, dan kaku saat dipegang
Pengiriman brosur kepada Bapak Ketua RW 03 via Whatsapp yang akan diteruskan ke Whatsapp Group Warga RW 03 Petompon

Bapak Saptono, salah satu warga RW 03 Kelurahan Petompon, beliau mendapatkan ilmu baru dan informasi mengenai cara membedakan ikan segar dengan ikan berformalin. “Brosurnya sudah kami terima dan ini sangat membantu ini” Ungkap bapak Saptono salah satu warga Petompon RW 03.

“… dan membuat saya dan warga lainnya menjadi lebih mantap dalam melakukan pembelian ikan di pasar sebagai hidangan di rumah untuk dapat dikonsumsi bersama dalam menjaga stamina tubuh agar tetap kuat” lanjut istri dari bapak Saptono yang juga salah satu warga RW 03 Petompon.

Pelaksanaan program ini diharapkan dapat memberantas angka konsumsi ikan berbahan formalin di Indonesia dan lebih berhati-hati lagi dalam pembelian ikan di pasar. Apabila semakin banyak ikan konsumsi berbahan formalin, maka tingkat konsumsi ikan akan berkurang dan menyebabkan gizi buruk. Tingkat konsumsi ikan yang rendah, akan mempengaruhi keberlangsungan industri pengolahan perikanan dan kesejahteraan nelayan.

Penulis Reportase : Yolanda Mayasari Manurung – Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Editor : Hendrik A.S.