MENGUBAH SAMPAH PLASTIK MENJADI ECOBRICK, LANGKAH KECIL MAHASISWA KKN UNDIP PEDULI LINGKUNGAN

Pelaksanaan KKN Tim II UNDIP 2020/2021

Tandang, Kota Semarang (1/08/2021) – Plastik adalah bahan yang melekat erat dengan kehidupan manusia. Hampir di setiap sisi kehidupan manusia, mulai dari hal-hal terkecil seperti pembungkus makanan hingga peralatan rumah tangga. Plastik tidak akan hilang meskipun dibakar melainkan berubah bentuk menjadi lebih kecil yang disebut micro plastick, bahan ini dapat berbahaya jika tercampur pada tanah dan air karena akan menjadi racun jika tercampur di air dan masuk kedalam tubuh manusia.

Masyarakat di Desa Tandang, Kec. Tembalang masih memiliki kebiasaan untuk membuang sampah yang tidak tepat seperti membuang sampah sembarangan di got dan juga kurangnya penggeloaan sampah dengan baik. Melihat kondisi tersebut, kelompok KKN TIM II UNDIP memilih untuk melakukan pelatihan Ecobrick bagi masyrakat Desa Tandang terutama di RW 06.

Annisa Aulia (21) Mahasiswa Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, Semarang, bertepatan dengan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) secara mandiri dan sesuai protokol Covid-19, Tim 2 Tahun Akademik 2020/2021, menjalankan program kerja KKN, menjalankan program kerja mengenai Ecobrick. Ecobrick sendiri merupakan salah satu metode pengolahan limbah sampah plastik menjadi barang serbaguna. Mulai dari bangku hingga panggung pertunjukan dapat dibuat menggunakan metode Ecobrick. Metode ecobrick merupakan metode terakhir dalam pemanfaatan limbah plastik. Ketika sampah plastik tidak dapat diolah kembali menjadi barang lain seperti kerajinan tas maupun kerajinan yang lainnya, ecobrick dapat menjadi solusi. Pelatihan diawali dengan pengenalan sampah plastik dan bahayanya bagi tubuh manusia maupun lingkungan.

Pengelolaan dengan metode Ecobrick ini dapat dilakukan dengan memilah sampah terlebih dahulu. Supaya dapat digunakan, sampah-sampah ini dibersihkan terlebih dahulu dari sisa-sisa bahan kemudian keringkan. Kemudian siapkan juga botol plastik bekas air mineral ukuran sedang yang telah dibersihkan dan dikeringkan untuk media. Bahan-bahan tersebut dibersihkan terlebih dahulu dari sisa-sisa kotoran. Alat yang diperlukan adalah gunting dan bambu ukuran ukuran sedang untuk memadatkan sampah plastik di dalam botol. Cara pembuatannya sendiri yaitu dimulai dengan merobek sampah, kemudian dimasukkan ke dalam botol dan padatkan menggunakan bambu hingga benar-benar padat.

Pelatihan ecobrick ini diharapkan mampu menyadarkan masyarakat akan bahayanya sampah plastik bagi kehidupan sehari hari. Masyarakat saat ini dituntut untuk mengelola sampah dengan bijaksana mengingat keadaan lingkungan yang semakin memburuk selama pandemi Covid-19 ini, pengelolaan tersebut mulai dari pemilahan sampah organik dan non-organik, mengurangi penggunaan sampah plastik, dan memanfaatkan sampah plastik menjadi barang yang memiliki nilai guna seperti ecobrick maupun metode lainnya yang efisien.

Penulis : Annisa Aulia, Mahasiwa Ilmu Kelautan

Dosen Pembimbing Lapangan : Apri Dwi Anggo, S.Pi., M.Sc.