Mahasiswa KKN UNDIP Buat Filter Air sebagai Upaya Gugah Kesadaran Masyarakat Kurangi Pencemaran Lingkungan
Wonogiri – Air merupakan komponen vital bagi kehidupan. Keberadaan air di dunia sebanyak 97% merupakan air salin dan sisanya merupakan air tawar. Sebanyak 70% dari total air tawar tersebut berbentuk es dan kurang dari 1% air tawar yang siap digunakan secara langsung. Persentase sisanya dapat diketahui bahwa menjadi cadangan air tawar di dalam tanah.
Kegiatan manusia berskala kecil hingga besar senantiasa memberi dampak ke lingkungan. Berdasarkan data BPS Statistik Kesehatan dan Perumahan 2019, tempat pembuangan akhir air limbah rumah tangga di pedesaan sebanyak 44.15% adalah selokan/sungai, 29.66% adalah lubang tanah, 6.57% adalah tangki septik, 1.27% adalah sumur resapan, 0.57% menggunakan IPAL/SPAL, dan 17.78% merupakan tempat pembuangan lainnya. Air limbah yang dimaksud yakni air sabun cuci, air mandi, dan air hasil kegiatan dapur. Pembuangan air limbah sembarangan dapat memengaruhi kondisi fisik, kimia, dan biologi lingkungan. Lingkungan dikatakan tercemar ketika kondisi fisik, kimia, dan biologi lingkungan sudah terganggu. Mengingat masyarakat juga menggunakan air sumur yang berasal dari sungai bawah tanah di samping menggunakan air PDAM, kualitas air yang akan meresap ke dalam tanah tentu harus diperhatikan dan diminimalisir tingkat pencemarannya. Hal tersebut mendasari mahasiswa KKN untuk melaksanakan pembuatan filter air sederhana mengingat daya jangkau untuk pembelian beberapa bahan filter yang terbatas.
Filter air sederhana terbuat dari botol bekas air mineral dengan bahan filtrasi yang tersusun di dalamnya berupa spons halus, spons kasar, batu zeolite, pasir halus, arang, ijuk, dan kain kasa sebagai penyekat antar bahan. Seluruh bahan dapat ditemukan dengan cukup mudah. Efektivitas penyaringan air limbah terdapat pada penggunaan tawas sebagai bahan koagulan molekul dalam air limbah. Air limbah yang telah difiltrasi relatif aman dibuang ke lingkungan dan dapat digunakan sebagai air untuk menyiram tanaman. Keberadaan alat filtrasi sederhana ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengolah limbah sebelum dibuang ke lingkungan demi mengurangi pencemaran yang terus terjadi.
Penulis : Fransiska Romana Gina Srikayanti
DPL : Muhyidin, S. Ag., M. Ag., MH