Guna Meminimalisir Penyebaran Virus, Mahasiswa Tim II KKN Undip Lakukan Edukasi Risiko Kegiatan dalam Bentuk Poster

Semarang — Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun. Sudah lebih dari satu tahun Indonesia diterpa pandemi Covid-19 terhitung sejak kasus pertama ditemukan. Peraturan demi peraturan dibuat pemerintah, namun usaha belum membuahkan hasil sesuai harapan. Indonesia masih berjuang melawan pandemi. Banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk melawan virus ini, namun nyatanya saat ini Indonesia tengah mengalami second wave atau gelombang kedua.

Gelombang kedua ini ditandai dengan kasus mingguan yang telah mencapai 125.396 kasus per 30 Juni 2021. Indonesia juga mencetak rekor kasus terbanyak selama pandemi yaitu penambahan 25.830 kasus dalam satu hari. Bertambah parahnya pandemi di Indonesia disebabkan oleh libur panjang saat lebaran yang membuat terjadinya mobilitas tinggi dan masuknya varian-varian baru Covid-19 di Indonesia. Virus Covid-19 telah bermutasi dan memunculkan varian baru, diantaranya yaitu Alpha, Beta, dan Delta. Data terkini Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes per 20 Juni mencatat telah ditemukan 211 kasus mutasi virus SARS-CoV-2 yang tergolong VoC yang berhasil teridentifikasi di Indonesia berdasarkan hasil Whole Genome Sequence (WGS) secara berkala. 

Namun, Indonesia telah menghadapi Covid-19 selama hampir dua tahun, sehingga sulit bagi masyarakat untuk terus menerus berdiam diri di rumah walaupun demi menjaga keselamatannya. Banyak lapisan masyarakat yang terpaksa harus melakukan kegiatannya demi aspek ekonomi dan lain-lain. Mau tidak mau, saat ini masyarakat Indonesia hidup berdampingan dengan Covid-19. Melihat adanya kenaikan kasus yang tajam, masyarakat perlu berpartisipasi dalam menekan laju penularan Covid-19 dengan cara mendukung program pemerintah dan memetakan risiko aktivitas bila terpaksa harus beraktivitas. 

Kondisi miris ini dirasakan oleh Mahasiswa Undip dan menjadi acuan dalam membuat program KKN. Walaupun kegiatan dibatasi hanya secara online tak mematahkan semangat mengedukasi masyarakat. Poster dengan judul “Pemetaan Risiko Kegiatan saat Pandemi Menurut WHO” didesain sedemikian rupa agar mudah dibaca serta dipahami target audiens. Program ini dilakukan pada Rabu, 28 Juli 2021 melalui WhatsApp group bersama Ketua RW 5 dan 6 Kelurahan Srondol Wetan, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang. Terdapat tiga tingkatan pemetaan risiko: tinggi, sedang, dan rendah. Tinggi apabila kegiatan tidak menerapkan protokol kesehatan saat melakukan aktivitas kontak fisik seperti berjabat tangan, makan di dalam ruangan tertutup, dan melakukan aktivitas di tempat yang ramai. Sedang apabila kegiatan tetap mematuhi protokol kesehatan dalam beraktivitas seperti berkunjung ke kediaman orang lain / fasilitas publik / rumah sakit / fasilitas publik, berkumpul di luar ruangan, serta menggunakan transportasi umum. Dan risiko rendah ketika mematuhi protokol kesehatan dan beraktivitas seperti berdiam diri di rumah dan di luar rumah dengan tetap menjaga jarak.

“Informasi mengenai pemetaan risiko ini masih sangat minim, padahal menurut saya kategorisasi ini sangat penting diketahui oleh masyarakat luas. Kenapa? karena jika mereka tahu risikonya, mereka akan lebih berhati-hati dalam beraktivitas. Misalnya saja untuk hanya nongkrong bersama teman, itu aktivitas risiko tinggi jika tidak memakai masker dan menjaga jarak. Harapannya hal-hal seperti itu bisa dipertimbangkan lagi” ujar Khansa Faadilah, Mahasiswa KKN Tim II Undip asal program studi Ilmu Komunikasi yang menjadi penggagas program ini.

Dilansir dari covid.go.id, terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam memetakan risiko aktivitas masyarakat yaitu lokasi, kedekatan, dan waktu berlangsungnya aktivitas. WHO juga memberikan kategorisasi risiko yang terbagi dalam tiga kategori. Informasi ini penting diketahui oleh masyarakat supaya masyarakat dapat memahami risiko dari segala aktivitas yang dilakukan. Saat ini seluruh elemen masyarakat tidak boleh abai dan perlu meningkatkan kewaspadaan akan Covid-19. Dengan mengetahui pemetaan risiko aktivitas, masyarakat akan semakin waspada dan berhati-hati dalam beraktivitas di masa pandemi.

Dengan adanya edukasi pemetaan risiko, harapannya masyarakat dapat menimbang ulang segala rencana kegiatannya. Apakah kegiatan tersebut aman dilakukan? bagaimana risiko yang mungkin terjadi? bisakah mengganti segala kegiatan beresiko tinggi menjadi kegiatan yang lebih rendah resikonya? Pertimbangan-pertimbangan tersebut penting dilakukan agar masyarakat lebih waspada bahwa ada ancaman virus Covid-19 mengintai saat ini. Baiknya, masyarakat mengurangi aktivitas keluar rumah jika memungkinkan serta senantiasa menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Selalu menjaga kebersihan dan konsumsi makanan bergizi guna menjaga imun tubuh juga mutlak dilakukan. Di masa seperti saat ini, kita tidak bisa menutup mata dan berperilaku seenaknya. Kesehatan dan keselamatan pribadi, keluarga, kerabat, tetangga, dan sanak saudara menjadi tanggung jawab bersama.

Penulis: Khansa Faadilah – Ilmu Komunikasi 2018 (NIM 14040118130107)
DPL: Dr. Hardjum Muharam, S.E., M.E.