MAHASISWA UNDIP BEBERKAN TIPS MELAWAN COVID-19 DENGAN PUBLIC SPEAKING

Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang secara resmi menerjunkan Tim II Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode 2021 pada (30/06/2021). Dengan mengusung tema Sinergi Perguruan Tinggi dalam Pemberdayaan Masyarakat di tengah Pandemi Covid-19 Berbasis Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), diharapkan output yang diberikan oleh mahasiswa KKN kepada masyarakat dapat membantu meminimalisir penyebaran Covid-19 di seluruh Indonesia.
Di tengah lonjakan kasus positif Covid-19 serta mengganasnya varian delta beberapa bulan ini ini, upaya vaksinasi Covid-19 di Indonesia pun semakin digencarkan demi tercapainya herd-immunity. Namun, hambatan lain yang juga dihadapi masyarakat adalah adanya beberapa kabar palsu tentang Covid-19 dan vaksinasi yang meresahkan. Hal ini menyebabkan banyak orang meragukan kualitas vaksin dan percaya dengan berbagai bermacam hoax yang beredar, terutama di media sosial.
Ironisnya, berdasarkan survei yang dilakukan The Centre of Strategic and International Studies mengungkapkan bahwa Gen-Z atau usia 17-22 tahun merupakan kelompok usia yang paling banyak tidak mempercayai Covid-19 maupun vaksinasi. Padahal, peredaran berita bohong atau informasi palsu seputar Covid-19 dan vaksinasi tak hanya mengaburkan informasi yang semestinya, tetapi juga ikut andil menyebabkan meningkatnya kasus kematian.
Menanggapi fenomena ini, Christine Elizabeth (20), salah satu mahasiswa KKN Universitas Diponegoro merasa bahwa pemahaman mengenai Public Speaking yang baik dapat membantu memutus rantai penyebaran hoax Covid-19 dan vaksinasi, serta mampu mengedukasi masyarakat akan adanya vaksinasi yang justru berdampak positif.
Ia melihat langsung permasalahan ini dalam cerminan masyarakat di wilayah Kelurahan Jangli, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang yang beberapa diantaranya masih menolak untuk menerima vaksin Covid-19. Alasannya beragam, seperti Covid-19 yang sebenarnya tidak ada, maupun vaksin Covid-19 yang dianggap chip atau alat propaganda elite global. Jika tren ini terus berlanjut, akan menggerus kemungkinan tercapainya herd immunity di Kelurahan Jangli.
Sehingga, sebuah terobosan diciptakan Christine dalam mengedukasi anak muda, khususnya Karang Taruna Kelurahan Jangli, untuk dapat menggunakan kapabilitas mereka sebagai pemuda dengan baik. Sebuah webinar yang bertajuk Covid-19 & Public Speaking: Bagaimana Gen-Z Melawan Pandemi dengan Public Speaking? dirancang khusus bagi Karang Taruna Kelurahan Jangli untuk mengetahui seluk-beluk Public Speaking dan bagaimana mereka bisa menggunakannya untuk melawan hoax Covid-19.
Webinar yang dilaksanakan pada Minggu (01/08/2021) ini dihadiri oleh sekitar 15 anggota Karang Taruna Kelurahan Jangli. Selain itu, turut hadir Dr. Ir. Pinandoyo, M.Si selaku DPL untuk memberi kata sambutan singkat.
Dalam pelaksanaannya, Christine sebagai pemateri memulai pemaparan materi dengan menjelaskan apa itu Public Speaking secara umum. Satu hal yang mencolok adalah fakta yang diberikan Christine bagaimana Public Speaking itu tidak hanya berarti pidato atau orasi di depan umum, “Public Speaking nggak selalu berarti pidato seperti proklamator, lho. Jika kamu sedang melakukan komunikasi yang efektif dengan orang selain diri kamu sendiri, hal itu juga bermakna Public Speaking.”.
Tips-tips Public Speaking yang baik pun diberikan Christine untuk melawan rasa takut peserta saat berbicara di depan umum. “Be yourself. Karena bagaimanapun, topik atau isu tersebutlah yang menjadi concern kalian. Dengan menjadi diri sendiri, kalian akan lebih mudah menyampaikan apa yang ingin kalian sampaikan,” papar Christine saat sesi tanya jawab berlangsung.
Untuk menutup webinar Public Speaking tersebut, Christine memberi sebuah case study bagi para peserta. Beberapa fakta mengenai masyarakat yang masih termakan hoax Covid-19 pun diberikan untuk direnungkan peserta. Pemaparan materi pun diakhiri dengan konklusi bahwa Public Speaking yang baik dapat membantu penyebaran fakta-fakta mengenai Covid-19, sehingga dapat memutus rantai penyebaran hoax Covid-19 dan vaksinasi di tengah masyarakat.
Di akhir acara, Christine pun berharap para Karang Taruna Kelurahan Jangli yang hadir dapat memanfaatkan ilmu yang mereka dapatkan, dan mengimplementasikannya langsung kepada masyarakat Kelurahan Jangli yang masih tidak percaya Covid-19 atau yang menolak vaksinasi. Sehingga, mereka dapat terus menggunakan kapabilitas mereka sebagai pemuda dengan baik untuk kepentingan masyarakat Kelurahan Jangli.