Pernah Merasa Cemas, Gelisah, hingga Ketakutan yang Berlebih Selama Pandemi? Coba Atasi dengan Berpikir Positif!

Penulis: Annisa Rahma Permata Sari | NIM 15000118130113 | Fakultas Psikologi

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL): dr. Dodik Pramono, M.Si.Med.

Lokasi KKN: Kelurahan Pati Lor, Pati

Pati (8/8) – Pandemi COVID-19 yang telah berlangsung lebih dari setahun ini tentunya telah menyebabkan perubahan yang signifikan pada tatanan kehidupan. Masyarakat yang awalnya bebas berinteraksi tanpa mengenakan masker, kini diwajibkan untuk selalu memakai masker kemana pun mereka pergi. Belum lagi aturan untuk menjaga jarak fisik (physical distancing), anjuran stay-at-home atau Di Rumah Saja, yang mana aturan-aturan tersebut kemudian tentunya membatasi gerak masyarakat. Padahal, sebagai makhluk sosial manusia sejatinya memiliki kebutuhan untuk berinteraksi. Bagi sebagian orang, aturan ini mungkin tidak akan terlalu berdampak besar pada kehidupan mereka. Namun, bagi sebagian lainnya, pergerakan yang dibatasi ini dapat muncul sebagai salah satu penyebab distres psikologis akibat kurangnya interaksi sosial dengan orang lain.

Distres psikologis yang muncul selama pandemi juga dikaitkan dengan adanya stigma sosial masyarakat terhadap COVID-19, termasuk pada mereka yang terpapar atau pernah menderita virus corona. Masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa terkena virus corona merupakan aib, sehingga muncul perilaku diskriminasi hingga pengucilan terhadap mereka yang terpapar COVID-19, bahkan penyintas COVID-19. Stigma yang terus-menerus diterima ini tentunya kemungkinan besar dapat turut menyebabkan munculnya distres psikologis terhadap individu dengan COVID-19. Terkait dengan distres psikologis yang telah disinggung sebelumnya, kualitas hidup yang buruk dapat muncul akibat adanya distres psikologis, dan dapat berdampak pada imunitas tubuh yang buruk.

Berangkat dari alasan tersebut, penulis/mahasiswa akhirnya memilih untuk menyusun buku saku dan infografis mengenai “Berpikir Positif di Tengah Pandemi” yang diharapkan dapat bermanfaat untuk menjadi suatu informasi untuk menjaga kesehatan mental di tengah situasi pandemi yang tidak menentu. Buku saku dan infografis ini disebarkan secara daring melalui media sosial seperti Instagram dan grup WhatsApp perwakilan Ibu PKK dan Bapak RT Kelurahan Pati Lor, serta diharapkan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat, agar informasi yang ingin disampaikan semakin bermanfaat.

Teknik deep breathing 4-7-8 untuk mengurangi kecemasan.

Distres psikologis yang dapat dialami ketika pandemi ini memang seharusnya menjadi perhatian penting dan kita harus peka terhadap perasaan orang lain di sekitar kita, terutama mereka yang sedang terpapar COVID-19. Seperti yang telah dijelaskan di atas, satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecemasan hingga ketakutan yang muncul adalah dengan berpikir positif hingga teknik deep breathing 4-7-8. Individu yang memiliki kemampuan berpikir positif akan merasa lebih rileks dan dapat mengontrol stress dengan lebih baik (Gilbert & Orlick, dalam Rusydi, 2012). Dengan adanya buku tersebut, masyarakat diharapkan dapat mengembangkan cara berpikir positif dan peka terhadap kesehatan mental mereka.

Tertarik untuk membaca? Silahkan download buku saku “Tetap Happy di Tengah Pandemi” melalui link berikut: https://tinyurl.com/HappyMindKKN2021

Mari kita saling menjaga kesehatan dan tetap mematuhi protokol kesehatan serta aturan 6M! Stay healthy and stay safe!

Infografis “Berpikir Positif di Tengah Pandemi” – 1
Infografis “Berpikir Positif di Tengah Pandemi” – 2