Mahasiswa Undip Berikan Pelatihan Mengenai Pengemasan Produk UMKM di Desa Margyoso
Wabah Covid – 19 sampai sampai saat ini masih berdampak pada semua sektor terutama perekonomian. Pandemic menyebabkan 56,2 juta penduduk Indonesia menganggur yang berdampak pada menurunnya konsumsi dan investasi rumah tangga. Oleh karena itu, guna memulihkan kondisi perekonomian rumah tangga, saya selaku mahasiswa yang akan melaksanakan KKN ingin memberikan edukasi tentang bagaimana cara menciptakan tingkat kreatifitas dan inovasi masyarakat dalam pengemasan produk UMKM untuk mendapatkan penghasilan agar tetap bisa bertahan hidup dan memiliki pendapatan.
Program pertama saya berkaitan dengan menurunnya perekonomian masyarakat di tengah pandemic COVID-19. Maka dari itu, tujuan dari program ini untuk menciptakan Goal 9 SDG’s yaitu Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, khususnya pada tingkat kreatifitas dan inovasi masyarakat dalam pengemasan produk UMKM untuk mendapatkan penghasilan.
Sasaran dari program ini adalah pelaku usaha UMKM kecil dengan produk makanan rumahan desa Margoyoso yang bertujuan untuk membangun talenta industri kreatif dalam kreatif mengemas produk dengan kreatif untuk menghasilkan produksi yang sedang tren saat ini. Khususnya pada kesempatan program kerja ini, saya memberikan materi pelatihan Pengemasan Produk Industri UMKM Kreatif kepada perwakilan dari Ilham Catering di Desa Margoyoso, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara.
Ahli pemasaran Philip Kotler, menyebutkan ada enam elemen yang harus dipenuhi ketika membuat desain produk yaitu, ukuran, bentuk, material bahan, warna, text dan merk. Warna kemasan memberi pengaruh psikologis kepada calon pembeli dan pembeli. Umumnya, kemasan dipilih seusai produknya. Warna cerah, dipilih untuk menarik perhatian calon pembeli. Jadi, warna berperan penting dalam menyampaikan pesan kognitif kepada calon pembeli.
Pelaksanaan Program Kerja KKN ini diharapkan dapat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat. Kegiatan produksi yang dilakukan masih tergolong sangat sederhana begitu juga dengan aspek pemasarannya. Produk dikemas dengan cara kuno yaitu hanya menggunakan kemasan plastik yang direkatkan dengan lilin dan ada beberapa yang belum menggunakan label. Melalui kegiatan pendampingan pengemasan ini, para produsen Kerupuk Impala dapat menuangkan kreatifitasnya melalui pemberian label pada masing-masing produk yang dapat menjadi ciri khas tersendiri. Kegiatan pelatihan ini dilakukan secara berkesinambungan guna menghasilkan produk dengan kemasan yang optimal, selain itu dapat juga sebagai forum kelompok produsen kerupuk impala dalam memasarkan produknya.
Nama Mahasiswa : Rosyda Nailal Farah/Manajemen 2018
DPL : Marwini S.H.I., M.A., M.S.I.