PROKES BARU! Mahasiswa KKN UNDIP bagi-bagi masker KF94 dan Edukasi Swasembada Daging ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal)
Dewasa ini, protokol kesehatan mulai berkembang, salah satunya aturan mengenai penggunaan masker. Di awal pandemi covid-19, hanya mewajibkan penggunaan masker bagi orang sakit. Kemudian, sempat terjadi kelangkaan masker medis di awal pandemi karena masyarakat berbondong bonding membeli masker medis. Hingga pemerintah mengelurakan aturan mengenai penggunaan masker kain 3 lapis kemudian baru harga masker medis berangsur angsur mulai turun dan stabil.
Belum lama ini, sekitar bulan April 2021 diberitakan adanya aturan penggunaan masker yang baru yaitu penggunaan masker double dengan masker medis terlebih dahulu kemudian masker kain. Penelitian menyebutkan bahwa penggunaan masker double mampu menyaring partikel batuk hingga 85,4%. Tetapi penggunaan masker KN 95 dan KF 94 tidak dianjutkan untuk di double.
Berbagai klaster covid mulai bermunculan, dari klaster keluarga, perkantoran dan klaster pesta hajatan bisa ditemui. Pelaksanaan idul adha yang berada ditengah lonjakan penderita covid menjadi sebuah ancaman bagi pemerintah sehingga menganjurkan ditiadakannya sembelih hewan qurban di masjid. Tindakan tersebut berguna untuk mencegah adanya klaster idul adha di berbagai wilayah.
Dengan Tindakan seperti itu, mahasiswa KKN UNDIP yang berada di Kelurahan Tlogosari Kulon membagikan masker KF94 kepada panitia idul adha di masjid sekitar dengan tujuan mendukung Tindakan pemerintah untuk mencegah adanya klaster covid baru.
Selain pembagian masker gratis, mahasiswa KKN UNDIP juga membantu panitia dalam melaksanakan pembagian daging qurban yang di sembelih di RPH terdekat kepada warga sekitar RW 21 Kelurahan Tlogosari Kulon.
Edukasi daging yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) juga dilakukan demi mendukung swasembada daging ASUH yang di galakan pemerintah baru baru ini.
Demi mencegah adanya kerumunan dan perkumpulan yang bersifat mengundang banyak orang dan menyebabkan penularan covid, maka edukasi dilakukan secara door to door. Kegiatan ini tidak dilaksanakan secara online karena ibu-ibu warga RT02 yang tidak semua mengerti aplikasi meet sehingga dijelaskan secara langsung agar mudah tanya jawab dan mudah diterima.