IDENTIFIKASI FORMALIN HANYA DENGAN LIMBAH KULIT BUAH NAGA

Alat dan bahan yang dibutuhkan

Desa Karanganyar (3/8), program pemberdaayaan masyarakat dalam membantu meningkatkan kualitas kesehatan di RT 09 RW 03. Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro tahun 2021 dari Prodi Kimia Fakultas Sains dan Matematika mengajarkan cara mengidentifikasi formalin dalam makanan menggunakan limbah kulit buah naga.

Program ini dilakukan karena masih kurangnya pengetahuan mengenai bahaya kandungan formalin di dalam makanan dikalangan masyarakat di Desa Karanganyar. Banyak dijumpai beberapa jenis makanan yang teridentifikasi mengandung formalin misalnya tahu yang dapat bertahan lama tanpa berubah tekstur dan bau. Mayoritas masyarakat berprofesi sebagai pedagang. Dari beberapa pedagang, limbah dari pedagang jus lebih menarik untuk dijadikan bahan percobaan. Limbah kulit buah naga dibuang begitu saja dan tidak digunakan lagi. Kondisi tersebut menarik minat mahasiswa untuk memanfaatkan limbah kulit buah naga sebagai bahan identifikasi kandungan formalin dalam makanan.

Kegiatan diawali dengan mengumpulkan beberapa makanan yang di duga mengandung formalin (tahu dan bakso). Limbah kulit buah naga dikumpulkan dari pedagang jus yang merupakan masyarakat sekitar. Sosialisasi mengenai identifikasi formalin menggunakan kulit buah naga kepada masyarakat Desa Karanganyar dilakukan melalui platform online dikarenakan adanya kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang tidak memugkinkan untuk melakukan kegiatan secara tatap muka. Berdasarkan kegiatan tersebut di temukan bahwa sebuah bakso diduga mengandung formalin. Mahasiswa Undip juga memberikan beberapa tips kepada masyarakat bagaimana mengolah makanan yang terdeteksi mengandung formalin.

Sosialisasi kepada warga Desa Karanganyar melalui platform online

Antusias yang besar dari warga RT 09 RW 03 Desa Karanganyar terutama para pemuda yang tinggi dapat dilihat dari kehadiran mereka dalam sosialisasi yang dilaksanakan secara online. Program ini diharapkan dapat bermanfaat untuk masyarakat. Dimana masyarakat menjadi lebih was-was mengenai kandungan di dalam makanan dan masyarakat mengerti cara untuk menangani makanan yang teridentifikasi mengandung formalin sebagai bahan pengawet. “Berkat adanya mahasiswa KKN, orang awam seperti saya ini menjadi tau bagaimana cara mendeteksi formalin pada makanan dan tahu gimana caranya mengolah bahan makanan dengan baik” ujar ibu Kastamah salah satu warga Desa Karanganyar.

Penulis   : Eva Kusuma Mardiana

Editor    : Nikie Astorina YD, SKM, M. Kes