MAHASISWA KKN UNDIP CIPTAKAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI LIMBAH RUMAH TANGGA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADA TANAMAN KELOR

(Muhammad Aulia Rachman)

Tanaman kelor (Moringa Oleifera) merupakan tanaman yangmempunyai kandungan gizi bermanfaat, seperti vitamin A, zat besi, vitamin C, Kalsium, dan protein. Maka dari itu tanaman kelor mendapat berbagai julukan, antara lain, Tree for Life, The Miracle Tree, dan Amazing Tree. Julukan tersebut diperoleh dari Sehingga dengan kandungan bermanfaat tersebut dapat memberikan kegunaan dalam hal pangan, kosmetik, dan industri. Pada umumnya dilingkup masyarakat, tanaman kelor digunakan sebagai salah satu tanaman sayur dan obat.
Seperti halnya yang dilakukan pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Sayuri yang terletak di Jl. Jrobang RW 8, Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang. Disana terdapat kebun tanaman kelor yang dijadikan komoditas unggulan di wilayah tersebut. KWT Sayuri ini terbentuk pada tahun 2013 dan diketuai oleh Bu Uli selaku warga setempat. KWT Sayuri juga sudah mempunyai produk olahan dari tanaman kelor, yaitu diolah menjadi teh kelor. Pemasaran hasil produknya cukup tinggi dan sudah mulai tersebar sampai ke luar kota.
Namun sayangnya saat ini terdapat kendala dalam budidaya tanaman kelor yang diterapkan oleh KWT Sayuri yaitu banyaknya daun tanaman kelor yang produktifitas daun tidak merata disetian tanaman. Anggota KWT Sayuri masih kesulitan dalam menemukan solusi untuk membuat pupuk dengan harga ekonomis.
Pada kesempatan kali ini mahasiswa KKN Tim 2 tahun 2021 Universitas Diponegoro menawarkan solusi alternatif dalam upaya meningkatkan produktifitas pada tanaman kelor yang ramah lingkunga danekonomis. Solusi yang ditawarkan yaitu dengan membuat pupuk organik cair dengan bahan dasar menggunakan limbah rumah tangga. Hal ini dilakukan karena limbah rumah tangga seperti sisa makanan,sayuran busuk,dll dapat menjadi bahan pembuatan pupuk organik. selain itu bahan dasar pupuk organik cair juga mudah didapatkan pada skala rumah tangga. Sehingga para anggota KWT Sayuri dan masyarakat sekitar dapat membuat secara mandiri dan tentunya termasuk dalam kategori pupuk organik. Cara pembuatannya pun cukup mudah antara lain yaitu:
1. Masukkan sampah organik rumah tangga kedalam wadah berupa tong atau ember sekitar 50% dari kapasitas wadah
2. Masukkan air kedalam media tersebut hingga penuh
3. Campurkan tetes tebu/ molase/ air gula sebagai pengikat untuk fermentasi limbah
4. aduk hingga rata tercampur
5. tutp rapat dan didiamkan minimal selama 3 minggu supaya pupuk jadi
6. pupuk organik cair siap digunakan
Ketua KWT Sayuri yaitu Bu Uli sangat menyambut baik dari maksud dan tujuan adanya program KKN yang dilakukan oleh Mahasiswa Universitas Diponegoro dalam pembuatan pupuk organik cair. Harapannya, seluru anggota KWT Sayuri dapat membuat pupuk yang ramah lingkunga secara mandiri dan akan berpengaruh dalam peningkatan produktifitas dari komoditas unggulan yang ada di Jl. Jrobang RW 8 tersebut.