Sisa Makanan Membuat Pemanasan Global? SIMAK Penjelasan dari Mahasiswa KKN Undip

Semarang (10/08/2021) – Tahukah anda bahwa kebiasaan menyisakan makanan dapat berdampak buruk bagi bumi?

Berdasarkan laporan FAO (Food and Agriculture Organization), sampah makanan di dunia diperkirakan sebesar 1,3 miliar ton per tahun atau lebih dari sepertiga produksi makanan di dunia. Penyumbang sampah makanan berasal dari rumah tangga. Mungkin hal ini terdengar tidak terlalu penting mengingat makanan merupakan sampah organik yang dapat terdegradasi dengan mudah. Namun, jika kita melihat dari sisi yang lebih luas. Hal ini sangat merugikan lingkungan. Bayangkan berapa liter air hanya untuk menghidupi sapi yang berumur satu tahun? Berapa hektar hutan yang harus dibabat untuk membuat sepetak perkebunan? Padahal, sisa makanan sendiri apabila tidak diolah dengan benar, akan menghasilkan gas metana berbahaya yang merupakan salah satu gas rumah kaca. Gas ini 23x lebih dari karbon dioksida dan dapat menyebabkan pemanasan global.

Menurut Sustainable Development Goals nomor 12.3, pada tahun 2030, kita harus mengurangi separuh limbah makanan global per kapita di tingkat ritel dan konsumen dan mengurangi kehilangan makanan di sepanjang rantai produksi dan pasokan, termasuk kehilangan pasca panen

Oleh karena itu, pada edisi #KKNPulangKampung ini, mahasiswa Universitas Diponegoro yang tergabung dalam Tim II KKN tahun akademik 2020/2021 melakukan edukasi kepada warga RT 03 di wilayah RW 08, Kelurahan Bringin, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang untuk mengurangi sampah makanan.

Edukasi ini mengusung tagar #HabiskanMakananmu yang disosialisasikan ke warga RT 03 melalui aplikasi pesan Whatsapp. Program ini dibagi menjadi 3 tahap, yaitu edukasi mengenai sampah makanan, edukasi mengenai cara menyimpan makanan, dan informasi mengenai cara komposting bahan organik untuk dijadikan pupuk. Program ini dilaksanakan mulai tanggal 30 Juni 2021 hingga 12 Agustus 2021