PPKM Bosan di Rumah? Coba Bercocok Tanam Aja. Ribet? Engga kok! Begini Metode yang Dipaparkan Oleh Mahasiswa UNDIP!
Semarang (1/8) – Kondisi pandemi covid-19 memaksa masyarakat mengubah kegiatannya. Termasuk juga pelaksanaan KKN TIM II 2020/2021 UNDIP yang dilaksanakan dengan model “KKN Pulang Kampung”. Salah satu mahasiswa UNDIP yang sedang melaksanakan KKN Pulang Kampung adalah Yogi Nagata. Mahasiswa program studi Agribisnis Fakultas Peternakan dan Pertanian ini melaksanakan KKN di rumahnya di Kelurahan Lempongsari. Tema yang diangkat olehnya adalah edukasi masyarakat mengenai pertanian terutama bercocok tanam di lahan sempit yang dapat dilakukan dengan mudah dan murah. Tema ini diangkat dengan maksud mengisi waktu luang dan menghilangkan kejenuhan masyarakat dalam periode PPKM Salah satu bentuk bercocok tanam yang dapat diterapkan di lahan sempit adalah hidroponik. Namun, penerapan hidroponik konvensional yang masih menggunakan sirkulasi air menggunakan pompa dirasa masih cukup sulit untuk dilakukan oleh pemula. Oleh karena itu, Yogi mengangkat tema program KKN berupa “Edukasi Masyarakat mengenai Hidroponik Metode Kratky Guna Meningkatkan Produktivitas Masyarakat”.
Metode hidroponik kratky adalah metode hidroponik yang paling mudah dan hemat karena tidak perlu menggunakan pompa maupun listrik. Metode kratky tidak memerlukan perawatan pada periode setelah tanam hingga sebelum panen. Hal ini karena pada saat proses penanaman, nutrisi yang akan dibutuhkan tanaman untuk tumbuh sudah disediakan secara lengkap. Alat dan bahan yang digunakan dalam metode kratky juga tidak banyak, cukup dengan wadah air, larutan nutrisi, media tanam, dan benih.
Program KKN dilaksanakan pada Minggu, 1 Agustus 2021 dengan sasaran ibu-ibu PPK RT 4 RW 5 Kelurahan Lempongsari. Pelaksanaan program KKN dilakukan dengan perantara media video Youtube berupa edukasi pembuatan hidroponik metode kratky dan Whatsapp grup sebagai sarana diskusi. Ibu-ibu PKK RT 4 RW 5 secara antusias mengikuti program KKN dan melakukan diskusi. Selain diberikan materi, ibu-ibu PKK juga diberikan sampel benih dengan tujuan dapat membangkitkan semangat untuk mempraktikkan ilmu yang sudah didapat.
Penulis: Yogi Nagata / Agribisnis / Fakultas Peternakan dan Pertanian
Dosen Pembimbing Lapangan: Sukiswo, ST., MT.