Edukasi Bio-Briket KKN KHDTK 2021: Proses Pembuatan Bio-Briket dari Bahan Baku Pemanfaatan Alam Desa, serta Cara Pengoperasian Rangkaian Alat Pembriketan.
Bio Briket saat ini menjadi bahan bakar alternatif yang terbuat dari hasil pembakaran bahan alam dan pencampuran dengan pengikat.
Potensi yang tinggi keberadaan Dusun Kaligawe dengan berbagai jenis pepohonan besar, memiliki banyak sekali bahan kayu, ranting, hingga dedaunan yang jatuh sehingga dapat dimanfaatkan menjadi bahan pembuatan bio-briket. Selama ini kayu, ranting, dan daun di Kawasan Dusun Kaligawe, Desa Susukan belum termanfaatkan secara baik dan terbuang sia sia.
Pembuatan bio-briket diawali dengan pengumpulan bahan baku yang kemudian masuk ke proses pembakaran dan menghasilkan arang kayu, beberapa hal penting yang diperhatikan pada proses pembakaran ini yaitu mengupayakan agar seluruh bahan baku yang masuk ke alat pembakaran dapat matang secara merata dan jika belum maka harus dipilah dan dilakukan proses pembakaran kembali hingga sempurna. Selanjutnya arang kayu yang sudah dipilah kematangannya menuju ke proses penggilingan, arang kayu yang semula berukuran besar akan dihancurkan menjadi berukuran kecil dan halus yang kemudian disebut dengan tepung arang, Tepung arang selanjutnya dicampurkan dengan pengikat yaitu air dan pati dengan perbandingan 1:25 pada alat pencampur. Adonan briket selanjutnya dimasukkan ke alat pencetak sesuai dengan takarannya, sampai seluruhnya tercetak dan dilakukan penataan untuk selanjutnya siap untuk dijemur. Penjemuran ini bertujuan untuk menjadikan briket basih setelah proses pencetakan menjadi briket kering yang selanjutnya dapat dilakukan pengemasan ataupun briket yang siap untuk digunakan.
Respon antusias masyarakat dari sosialisasi pembuatan bio-briket ini masih terbilang kurang dikarenakan pembuatan bio briket masih belum pernah diaplikasikan dilingkungan desa, namun dikarenakan program bio briket yang potensional masyarakat juga menyadari bahwa jika program tersebut berjalan akan sangat membantu perekonomian masyarakat, karena dapat menjadi bisnis usaha sampingan yang sangat menguntungkan. Selain itu dengan mayoritas masyarakat Dusun Kaligawe Desa Susukan yang berprofesi sebagai petani sehingga untuk mendapatkan bahan baku bio briket merupakan perihal yang sangat mudah dan sangat dapat mengambil sisa hasil pertanian yang selama ini belum termanfaatkan yaitu ranting, kayu dan dedaunan yang sudah mati. Dengan alasan tersebut menunjukkan bahwa fasilitasi dan dampingan dari pengelola KHDTK Wana Dipa Universitas Diponegoro sangat penting dan sangat krusial untuk menjadikan program ini mulai berjalan, dan dapat menajdi program yang berkelanjutan di kedepannya.
Penulis :
Abduh Bayu Adriathma,
Ahmad Karis Zaeni,
Hanif Nur Kholid,
M. Arief Hakim,
M. Faldy Syafar,
M. Naufal Hanif Musyaffa.
DPL : Dr. Jafron Wasiq Hidayat M.Sc.