Edukasi Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari Kotoran Hewan kepada Peternak Muda di Dusun Kaligawe, Kecamatan Ungaran Timur

Sebagian besar masyarakat Dusun Kaligawe bermata pencaharian sebagai petani dan peternak. Limbah hasil tani dan ternak biasanya langsung dibuang dan hal ini dapat menyebabkan pencemaran lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Padahal apabila diolah dengan baik, limbah-limbah tersebut dapat menghasilkan suatu produk yang memiliki manfaat dan value tinggi sehingga bisa menjadi passive income bagi para peternak di Dusun Kaligawe . Hal ini tentunya menjadi potensi dan kegiatan positif untuk dioptimalkan serta dilakukan selama masa pandemi COVID-19 berlangsung.
Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dapat dijadikan alternatif dalam mengoptimalkan pertumbuhan serta menyuburkan kondisi tanah. Selain itu, dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia dan dapat mengelola limbah menjadi sesuatu yang bernilai. Kondisi eksisting Dusun Kaligawe biasanya kotoran padat kambing langsung digunakan oleh masyarakat sebagai pupuk organik untuk tanaman. Kotoran kambing memiliki struktur yang keras dan lama diuraikan oleh tanah sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan maksimal . Salah satu alternatif pengolahan kotoran padat kambing adalah dengan dibuat sebagai Pupuk Organik Cair (POC). Sampai saat ini belum begitu banyak pemanfaatan kotoran padat yang diolah menjadi pupuk organik cair, padahal dengan diolah menjadi pupuk organik cair kotoran padat tersebut dapat disimpan dalam waktu yang lama dan lebih efesien.
Proses pembuatan POC memiliki kekurangan yaitu lamanya proses pengomposan kotoran kambing tersebut, maka pembuatan pupuk cair organik dilakukan dengan penambahan bahan aktivator (mikroorganisme). Salah satu aktivator yang sering digunakan adalah Effective Microorganism 4 (EM4). EM4 merupakan kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman yang dapat digunakan sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman dan populasi mikroorganisme.
Kegiatan ini mendukung tujuan Sustainable Development Goals (SDG’s) poin 11 (Sustainable cities and comunities) dan poin 12 (Responsible consumption and production). Edukasi pembuatan POC dilakukan melalui sosialisasi kepada anggota karang taruna Dusun Kaligawe dengan target dari program ini yaitu para peternak muda. Dari kegiatan sosialisasi yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan pupuk organik cair masih jarang dilakukan karena masyarakat desa masih awam terhadap pupuk organik cair. Oleh karena itu perlu pemberian pemahaman kepada masyarakat desa sehingga penggunaan pupuk kimia dapat dikurangi dan beralih ke pupuk organik cair yang lebih ramah lingkungan.
Dukungan serta partisipasi masyarakat desa sangat dibutuhkan demi mewujudkan keberjalanan program ini sehingga potensi yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal. Harapannya masyarakat terutama para peternak muda dapat memanfaatkan limbah organik untuk meningkatkan produktivitas pertanian sehingga berdampak langsung pada kesejahteraan dan perekonomian masyarakat.Kegiatan sosialisasi mampu memberikan cara pembuatan POC yang bisa menekan biaya pengelolaan maupun pada saat kegiatan berkebun serta juga memberikan contoh cara pemakaian POC yang baik dan benar sehingga masyarakat mampu mewujudkan keseimbangan ekosistem daratan dan sekitarnya dari permasalahan pencemaran lingkungan yang menjadi salah satu poin tujuan SDG’s dengan 3R (reduce, reuse and recycle); dan Lingkungan desa menjadi bersih, sehat dan indah.
Program pembuatan pupuk organik cair dengan memanfaatkan limbah peternakan sekitar yang bertujuan untuk membuat tanah lebih subur di respon positif oleh masyarakat sebagai hasil sosialisasi yang mudah dipahami yang dilengkapi dengan video tutorial secara terperinci. Pembuatan pupuk organik ini dapat dilakukan secara mandiri di rumah selama masa pandemi karena alat dan bahan yang diperlukan sangat mudah diperoleh dan tersedia di sekitar. Alat dan bahan yang digunakan yaitu ember sebagai wadah, pengaduk, EM4 untuk mempercepat pembusukan, gula untuk mengaktifkan mikroorganisme dalam EM4 serta kotoran hewan sebagai bahan utamanya.
Penulis : Amintyas Nusa Nuriyah dan Najih Tamama Salsabila
DPL : Dr. Fuad Muhammad, S.Si., M.Si.