Menjadi Relawan Covid-19, Mahasiswa KKN Tematik UNDIP X UNICEF Lakukan Pemantauan 3M melalui WhatsApp UNICEF Child Health dan Melakukan Pendataan Imunisasi BADUTA Selama Pandemi

Kabupaten Pemalang (28/11/2021) – Di tengah pandemi virus corona (Covid-19) masyarakat setidaknya sudah paham akan pentingnya perilaku 3M yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun. Dengan disiplin menerapkan perilaku 3M tersebut, setidaknya kita sudah berusaha membantu menghentikan laju penyebaran virus yang ada. Namun, upaya tersebut belum berjalan secara maksimal dikarenakan kecenderungan sebagian masyarakat yang non-kooperatif terhadap pedoman, himbauan, dan juga peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Padahal hukuman pidana pun mengancam para pelanggar protokol kesehatan dengan dikeluarkannya surat telegram bernomor ST/3220/XI/KES.7./2020 terkait penegakan protokol kesehatan COVID-19.


Untuk menangani permasalahan ini UNICEF bekerja sama dengan Universitas Diponegoro dengan mengerahkan mahasiswa menjadi relawan Covid-19 untuk melakukan pemantauan 3M di lokasi KKN masing-masing. Pemantauan 3M dilakukan di dua tempat, yaitu sekolah terdekat dan fasilitas umum seperti tempat keagamaan, tempat transportasi, di dalam angkutan umum, pasar, tempat warga berkumpul, dan fasilitas layanan kesehatan.


Pemantauan 3M dilakukan dengan cara mengirim kata kunci “3M” ke nomor 08115009000, kemudian membagikan lokasi menggunakan fitur share location dan memulai untuk melakukan identifikasi dan observasi dengan mengikuti pertanyaan yang ada, pemantauan diakhiri dengan kata terimakasih oleh pihak UNICEF.

Gambar 1. Intruksi Pemantauan 3M


Berdasarkan hasil pemantauan di Desa Tasikrejo, kepatuhan 3M di sekolah dinilai sangat baik, para siswa memakai masker selama kegiatan berlangsung, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak ketika tatap muka dimulai. Di sekolah para siswa di fasilitasi dengan tempat cuci tangan yang lengkap yaitu terdapat sabun, air mengalir, dan hand sanitizier.


Namun, di fasilitas umum tingkat kesadaran masyarakat untuk melakukan 3M di tengah pandemic masih kurang. Masyarakat Desa Tasikrejo tidak menggunakan masker ketika beraktivitas. Masyarakat juga cenderung berkerumun ketika melakukan aktivitas di luar rumah. Selain itu, pada fasilitas umum tidak tersedia tempat cuci tangan bagi pengunjung. Sehingga berdasarkan hasil pemantauan 3M di fasilitas umum Desa Tasikrejo dinilai kurang baik.


Selain melakukan pemantauan 3M, mahasiswa juga melakukan pendataan imunisasi baduta selama pandemic. Hal ini bertujuan untuk bahan evaluasi pemerintah yang berkepentingan terkait dengan merata atau tidakkah kegiatan imunisasi selama pandemic.


Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga ketika suatu saat terkena penyakit penderita hanya mengalami sakit ringan. Setiap bayi diharapkan mendapat imunisasi dasar secara lengkap sesuai dengan jumlah dan waktu pemberian imunisasi. Terdapat 2-3 juta kematian anak di dunia setiap tahunnya yang dapat dicegah dengan pemberian imunisasi.

Gambar 2. Formulir Kartu Pantau Cepat

Pendataan dilakukan dengan mengisi formulir kartu pantau cepat yang telah disediakan oleh pihak UNICEF. Berdasarkan hasil pendataan, baduta yang memperoleh imunisasi lengkap hanya pada baduta yang melakukan imunisasi sebelum pandemic. Namun, orang tua baduta tetap melakukan imunisasi selama pandemic karena mereka mengetahui pentingnya imunisasi baduta untuk kesehatan anak. Mereka melakukan imunisasi dengan cara datang sendiri ke posyandu atau puskesmas terdekat. Sebagian besar orang tua baduta menolak vaksinasi Covid-19 terhadap baduta, karena baduta masih terlalu kecil untuk dilakukan vaksinasi.


Penulis : Alvin Dita Melinda
DPL : Amni Zarkasyi Rahman, S. A. P., M. Si.