Tanggapi Posyandu yang Dibekukan Selama Pandemi, Mahasiswa KKN Tematik UNDIP X UNICEF Lakukan Pengadaan Fasilitas Cuci Tangan Tambahan di RW 13 Kelurahan Gisikdrono
Semarang (29/11) – Keberjalanan suatu kegiatan masyarakat pada pandemi COVID-19 sangat dipengaruhi dengan ketersediaan fasilitas pendukung kegiatan 3M. Posyandu, di RW 13, merupakan salah satu kegiatan masyarakat yang terkena imbas dari pandemi COVID-19 dan harus dibekukan sementara waktu. Ketiadaan kegiatan posyandu tentunya memberikan dampak pada pencatatan balita di lingkungan RW 13, dimana orangtua balita harus mengunjungi fasilitas kesehatan yang cukup jauh untuk melakukan kunjungan rutin. Kurangnya ketersediaan fasilitas pendukung 3M menjadi salah satu kuat pelaksanaan kegiatan posyandu belum dapat dilakukan.
3M yang terdiri atas Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak merupakan salah satu kebijakan yang diimbau pemerintah untuk dilakukan pada tingkat masyarakat. Di era pandemi, 3M menjadi salah satu hal yang harus dapat dipenuhi setiap individu agar dapat menjalankan kegiatan sehari-hari. Salah satu bagian dari 3M, yakni mencuci tangan, membutuhkan adanya bantuan dari sarana yang mendukung agar dapat berjalan secara optimal.
Kurangnya fasilitas pendukung kegiatan 3M seperti fasilitas cuci tangan tidak hanya menghambat pelaksanaan kegiatan masyarakat, namun juga dapat meningkatkan risiko terjadinya penularan COVID-19 saat adanya kegiatan masyarakat. Tingkat PPKM menjadi salah satu hal yang terpengaruh dengan tingkat kejadian COVID-19. Sehingga apabila wilayah belum cukup kuat untuk mencegah peningkatan kasus COVID-19, maka level PPKM akan kembali meningkat dan belum berhasil membebaskan Indonesia dari kejadian COVID-19.
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNDIP pada periode 18 Oktober – 28 November 2021 dengan tema Sinergisitas Akademisi dan Pemerintah dalam Pencapaian SDGs Melalui Percepatan Vaksinasi dan Pencegahan Penularan COVID-19 di Provinsi Jawa Tengah. Dalam kegiatan tersebut diharapkan mahasiswa dapat berkolaborasi dengan masyarakat dalam memajukan desanya sehingga tujuan pembangunan dapat tercapai. Saphira Triandhani, mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP dengan dosen pembimbing Dr. Ir. Martini, M.Kes dan Dr. Adi Nugroho, M.Si, merupakan salah satu peserta KKN yang melakukan kegiatannya di RW 13 Kelurahan Gisikdrono, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang.
Menanggapi berhentinya kegiatan posyandu dengan harapan dapat mempercepat kegiatan masyarakat kembali normal, Saphira Triandhani tergerak untuk membentuk program pengadaan fasilitas galon cuci tangan tambahan di RW 13. Pengadaan galon cuci tangan tersebut dilakukan dengan menyerahkan pada Ketua RW 13 yang mana selanjutnya dapat diletakkan dan digunakan di lokasi yang dinilai membutuhkan kehadiran sarana cuci tangan lengkap dengan sabun. Pengadaan sarana cuci tangan dinilai penting sebagai pendorong kegiatan masyarakat dapat kembali normal sebagaimana hal tersebut meningkatkan kemampuan masyarakat untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku. Ketiadaan akan sarana yang mendukung tentunya menyebabkan pelaksanaan protokol kesehatan dalam kegiatan masyarakat tidak memungkinkan untuk dilaksanakan. Akibatnya penularan akan penyakit akan kembali melonjak. Sebaliknya apabila kegiatan masyarakat seperti posyandu dibekukan akan menimbulkan permasalahan kesehatan baru.
Kamis (18/11), dengan adanya tambahan sarana cuci tangan, kegiatan posyandu kembali dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Kegiatan tersebut dibukan tidak bertahap pada baduta terlebih dahulu namun diperuntukkan untuk seluruh Balita. Sedangkan, lansia dan bumil dijadwalkan untuk kegiatan posyandu pada waktu yang berbeda.
Penulis: Saphira Triandhani
Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Martini, M.Kes dan Dr. Adi Nugroho, M.Si