Protokol Kesehatan Mulai Diabaikan, Mahasiswa KKN Undip Lakukan Sosialisasi Pentingnya 3M dan Berdayakan Masyarakat Untuk Menjadi Pelopor dan Pelapor Dalam Sistem Pemantauan 3M.

Kudus, Kamis (11/11/21) – Corona virus Disease-19 atau biasa disebut COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-COV 2 atau Virus Corona yang telah dinyatakan sebagai pandemic dunia oleh WHO dan ditetapkan Pemerintah sebagai bencana non alam berupa wabah penyakit yang perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan dan penanggulangannya. Dalam hal ini, untuk mengatasi wabah COVID -19, pemerintah sudah melakukan berbagai cara dalam upaya pencegahan. Salah satunya yaitu dengan gerakan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan menggunakan sabun).

Seperti yang kita tahu, protokol kesehatan 3M terbukti efektif turunkan angka penularan COVID-19. Data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 telah menunjukkan risiko penularan COVID-19 tanpa berperilaku 3M, bisa mencapai 100 persen. Mencuci tangan dengan sabun risiko tertular turun sebanyak 35%. Kemudian memakai masker kain risikonya turun sebanyak 45%, apabila memakai masker bedah menurunkan risiko tertular hingga 70%. Lalu jika ditambah dengan menjaga jarak satu meter menurunkan risiko hingga 85%. Efektivitas inilah yang mendasari protokol kesehatan 3M, upaya utama untuk dijalankan seluruh masyarakat. Setiap saat, pemerintah selalu menghimbau agar mentaati 3M karena masyarakat juga memiliki peranan penting dalam upaya menekan angka penularan COVID-19.

Gerakan 3M sudah sering di kampanyekan, bahkan pemerintah pun telah menyediakan sarana prasarana untuk mendukung masyarakat agar berperilaku 3M. Bisa dikatakan juga bahwa gerakan 3M ini terdengar mudah untuk di implementasikan. Namun pada kenyataannya, masih banyak masyarakat yang tidak melaksanakan hal tersebut, terlebih dengan situasi pandemi yang tidak kunjung menyurut, masyarakat mulai malas untuk melaksanakan protokol kesehatan yang ada, contohnya adalah masyarakat di Desa Mlatilor, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.  

Semakin sedikit masyarakat yang melakukan 3M dengan benar dalam kegiatan sehari-hari mereka. Bahkan saat menghadiri kegiatan desa seperti PKK, pengajian, lomba desa, dan lain sebagainya, terpantau bahwa mayoritas masyarakat tidak lagi menggunakan masker dan menjaga jarak, budaya mencuci tangan pun masih rendah.

Maka dari itu, sosialisasi terkait 3M ini penting untuk dilakukan guna menyadarkan dan meningkatkan kembali masyarakat yang patuh dengan protokol kesehatan. Terkait program cuci tangan dengan sabun, hambatan yang mungkin terjadi adalah tidak semua tempat menyediakan fasilitas cuci tangan yang lengkap, berdasarkan hal tersebut WHO telah menganjurkan penggunaan hand sanitizer sebagai alternatif.

Sosialisasi terkait 3M ini dilakukan di Desa Mlatilor, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Sosialisasi dilakukan secara door to door ke rumah masing-masing warga. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kerumunan. Dalam pelaksanaannya, materi yang disampaikan kepada masyarakat adalah seberapa pentingnya implementasi 3M di masa pandemi dan apa saja peran serta masyarakat yang dibutuhkan pemerintah dalam menekan angka COVID-19, sekaligus melakukan edukasi persuasif kepada masyarakat untuk ikut berperan menjadi Pelopor dan Pelapor dalam sistem pemantauan 3M. Sosialisasi ini didukung dengan media cetak brosur dan handsanitizer yang dibagikan secara gratis kepada masyarakat.

Melalui sosialisasi ini diharapkan dapat menyadarkan dan meningkatkan kembali masyarakat yang patuh terhadap protokol kesehatan. Dan peran serta masyarakat dalam sistem pemantauan 3M diharapkan dapat membantu pemerintah dalam melakukan monitoring implementasi 3M serta mengambil kebijakan lanjutan yang sesuai terkait upaya pencegahan dan penanggulangan COVID-19.

Penulis : Jiilan Nisriina Faatin (Fakultas Kesehatan Masyarakat – 2018)
DPL: Satriyo Adhy, S.Si., MT dan Drs. Syamsulhuda BM, M.kes
Lokasi KKN: Desa Mlatilor, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah