Mahasiswa Undip Mengedukasi Pentingnya Mengikuti Program Vaksinasi Bagi Anak-Anak Dengan Cerita Dongeng
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Diponegoro menyelenggarakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik dengan tema “Sinergisitas antara Akademisi dan Pemerintah dalam Mendukung Pencapaian SDGs Melalui Percepatan Vaksinasi serta Pencegahan Penularan COVID-19 di Provinsi Jawa Tengah.” KKN Tematik tersebut berlangsung selama 42 hari, dari tanggal 18 Oktober sampai 28 November 2021, dan diikuti oleh sekitar 300 Mahasiswa. Salah satu mahasiwa tersebut bernama Rudi Irvanto.
Rudi Irvanto merupakan mahasiswa jurusan Sastra Inggris dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Diponegoro. Dia mengadakan program kerja keduanya di SD N Banggi dengan judul kegiatan “Sosialisasi Pentingnya Mengikuti Program Vaksinasi Bagi Anak-Anak SD N Banggi Dengan Metode Cerita Dongeng.” SD N Banggi sendiri mengikuti program PTM sejak tanggal 9 September 2021. Sekolah dasar tersebut masuk setiap hari Senin sampai Sabtu, mulai pukul 07.30 sampai 10.00 WIB. SD N Banggi telah menerapkan program 3M dan memberikan fasilitas yang cukup memadai, seperti tempat cuci tangan di depan ruangan.
Program kerja kedua masih dilaksanakan pada hari Jumat & Sabtu, 12 & 13 November 2021 di SD N Banggi dengan topik sosialisasi vaksinasi berbasis cerita dongeng. Untuk saat ini, program vaksinasi baru diperuntukkan untuk orang yang berusia minimal 12 tahun hingga lansia. Sedangkan untuk vaksinasi anak-anak di bawah 12 tahun direncanakan pada tahun 2022. Namun, Rudi ingin mempersiapkan diri anak-anak terlebih dahulu agar mereka tidak kaget ketika mendapatkan program vaksinasi nantinya. Dia memberikan sosialisasi vaksinasi yang meliputi perbedaan vaksinasi dengan imunisasi, alasan kenapa harus divaksin, dan manfaat vaksinasi. Sebelum menuju topik inti sosialisasi, Rudi menceritakan sebuah dongeng yang berkaitan dengan vaksinasi. Dongeng yang dibawakan Rudi berjudul “Tiga Penjaga Desa yang Pemberani,” karyanya sendiri.
Singkatnya, dongeng tersebut menceritakan tiga pahlawan super yang sedang bertugas menjaga desa dari para monster. Mereka adalah Raka, Royyan, dan Lili. Mereka bertiga kuwalahan saat menghadapi para monster karena memiliki badan yang berlendir. Monster tersebut berhasil mengalahkan tiga pahlawan super dengan menggunakan percikan lendir yang beracun. Alhasil, mereka tenjangkit penyakit seperti flu, batuk, dan demam. Mereka dapat sembuh dengan obat-obatan herbal, tetapi salah satu dari mereka ada yang tidak mau menggunakan obat tersebut. Dongeng tamat ketika Raka bersedia menggunakan obat herbal dan mereka semua berhasil mengalahkan para monster. Dengan menggunakan metode cerita dongeng, anak-anak dapat menerima materi sosialisasi dengan baik. “Aku ingin sekuat Royyan!” teriak Ian ketika dalam sesi sosialisasi.
Penulis: Rudi Irvanto
Dosbing Lapangan: dr. Sri Winarni., M.Kes dan Amni Zarkasyi Rahman., S.A.P., M.Si