Sebuah Usaha Melestarikan Kue Rangin
Kendal – Kue rangin adalah salah satu makanan tradisional yang masih bertahan di tengah gempuran makanan luar negeri dan cepat saji. Di berbagai daerah, terutama di Jawa Tengah, masih banyak warga yang setia membuat kue rangin, salah satunya adalah Ibu Amenah(56). Owner UMKM kue rangin di Desa Juwiring, Kecamatan Cepiring tersebut, setiap harinya bisa memproduksi hingga 70 kue. Kue-kue tersebut dijualnya dengan harga Rp. 4000 hingga Rp. 5000 per kue.
Foto : Kue rangin (PDD/Juwiring)
Meskipun sudah berdiri puluhan tahun dan hampir selalu terjual habis, usaha Ibu Amenah ini seperti jalan di tempat. Proses pembuatan masih dilakukan dengan cara tradisional, terlihat dari penggunakan tungku dengan bahan bakar sabut kelapa. Di samping itu, rasa, bentuk, dan warnanya pun masih original, alias tanpa perubahan dari kue rangin konvensional. Ditambah lagi, kemasan hanya berupa plastik tipis yang transparan, sehingga menambah kesan apa adanya dari produk milik Ibu Amenah ini.
Berangkat dari permasalahan tersebut, tim II KKN Undip desa Juwiring pada Selasa, 1 Agustus 2017 melakukan penerapan inovasi pada kue rangin produksi Ibu Amenah. Penerapan tersebut merupakan salah satu rangkaian dalam usaha mengembangkan usaha kue rangin Ibu Amenah. Sebelumnya, tim yang berjumlah enam mahasiswa tersebut telah melakukan survei, observasi, hingga percobaan. Hingga pada akhirnya berhasil melakukan inovasi pada kue rangin konvensional. Perubahan dilakukan mulai dari bentuk, warna, hingga nanti pengemasannya. Harapannya, inovasi ini bisa meningkatkan profit bahkan skala dari UMKM kue rangin Ibu Amenah.
Foto : Tim KKN II Undip menerapkan Inovasi pada kue rangin (PDD/Juwiring)
Foto :kue rangin hasil inovasi (PDD/Juwiring)