Laut Bukan Tempat Sampah! Mahasiswa KKN Undip menyosialisasikan tentang marine debris dan cara menanggulanginya.

Sosialisasi pembuatan ecobrick untuk menanggulangi sampah laut pada Kelurahan Gedawang, Kecamatan Banyumanik, Semarang.

Semarang (30/1) – Seiring dengan bertambahnya populasi di dunia, limbah ataupun sampah yang dihasilkanpun semakin banyak. Baik itu sampah organik maupun non-organik. Masalah yang ditimbulkan selanjutnya adalah penumpukan sampah dikarenakan sulit ter urainya sampah non organik terutama sampah plastik. Pada akhirnya sampah tersebut menumpuk baik di daratan maupun lautan yang biasa di sebut dengan marine debris

Marine debris atau yang dalam bahasa indonesia di sebut sebagai sampah laut menjadi masalah bagi keberlangsungan kehidupan manusia. Bukan tanpa sebab, sampah laut yang berserakan tersebut dapat membahayakan biota laut, mengotori tempat wisata bahkan terdapat sampah plastik pada ikan yang kita konsumsi. Hal tersebut mengartikan bahwa sampah laut tidak hanya merugikan biota laut tetapi juga merugikan diri kita sendiri. Maka dari itu, kami selaku Tim 1 KKN Undip Kelurahan Gedawang mengajak Ibu Ibu PKK RT 07 / RW 01 Kelurahan Gedawang untuk sama sama menanggulangi bencana tersebut.

Poster Laut Bukan Tempat Sampah, untuk menyosialisasikan bahaya marine debris

3R, Reduce, Reuse, Recycle. Gerakan yang mungkin tidak asing di telinga kita. Gerakan tersebut merupakan salah satu cara lama dalam menanggulangi limbah plastik, yaitu dengan mengurangi penggunaan plastik, menggunakan kembali plastik lama dan mendaur ulang. Seiring berkembangnya zaman, kreatifitas dan pengetahuan pun ikut berkembang dan memunculkan ide ide baru seperti pembuatan kerajinan tangan hingga pembuatan ecobrick dari sampah plastik.

Ecobrick berasal dari kata “ecology” yang dalam Bahasa Indonesia disebut “ekologi”. Sementara kata “brick” merupakan Bahasa Inggris dari yang dalam Bahasa Indonesia disebut “bata”. Jika disimpulkan, ecobrick merupakan bata ramah lingkungan yang bisa menjadi salah satu cara yang terbilang mudah dalam menanggulangi limbah plastik. Berikut adalah cara pembuatannya

  1. Siapkan dan cuci bersih sampah plastik dan jangan memasukkan logam kaca atau sampah organik, contoh: kemasan snack, kemasan mie instan dan lainnya
  2. Pilih jenis botol yang mau digunakan untuk project tersebut dan pastikan semua botol berbentuk dan berukuran sama untuk memudahkan pembuatan barang dengan ecobrick
  3. Gunting sampah plastik menjadi beberapa bagian kecil agar mudah dimasukkan kedalam botol dan mudah di padatkan.
  4. Masukkan sampah plastik ke dalam botol, gunakan bantuan kayu ataupun stik guna memadatkan sampah plastik. Untuk botol dengan volume 600 ml, berat minimal botol dengan sampah di dalamnya adalah 200 gr. Hal ini dilakukan untuk menjamin kekuatan dari ecobrick tersebut.
  5. Simpan ecobrick dan buat sejumlah yang direncanakan. Ecobrick yang dikumpulkan dengan jumlah banyak dapat dimanfaatkan untuk membuat beberapa barang seperti kursi dan meja dengan pemanfaatan limbah lainnya.

Mudah bukan? Dikarenakan kemudahan dalam pembuatan ecobrick dan kecintaan Ibu Ibu PKK RT 07 Gedawang, membuat ecobrick dan mengolah limbah plastik menjadi sebuah aktifitas rutin. Pada acara tersebut, terdapat 7 Ibu Ibu yang berkumpul pada selasar rumah warga setelah melakukan senam pagi dan di lanjutkan dalam pembuatan ecobrick bersama. Ibu Ibu PKK aktif dalam memahami materi bahaya limbah laut serta cara menanggulanginya dan antusias dalam mengikuti acaranya. Hal tersebut dapat digambarkan melalui sampah plastik beserta gunting yang dibawa untuk persiapan acara tersebut.

Antusiasme Ibu Ibu PKK RT 07 Gedawang dalam membuat ecobrick.

Selain bisa menambah erat tali silaturahmi, Ibu Ibu PKK RT 07 juga bisa membantu menanggulangi pencemaran laut oleh limbah plastik. Yuk sama sama membantu mengurangi pencemaran laut. Kumpulkan sampah plastik dan mulai berkumpul untuk membuat ecobrick. Tetapi tetap dengan protokol kesehatan ya!

Penulis: Muhammad Fuad Rasyad (Teknik Perkapalan)
Dosen Pembimbing : Dr. Aminah, S.H, M.Si